Deteksi Dini Sebelum Mengganas

Kanker payudara dinyatakan sebagai pembunuh nomor dua setelah kanker serviks atau kanker leher rahim. Kanker payudara menjadi momok tak hanya bagi kaum hawa, namun juga bagi kaum adam.

 

Kanker payudara merupakan suatu keganasan pada payudara, biasanya diakibatkan karena adanya perubahan dari sel – sel yang normal berubah menjadi sel kanker. Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) melansir dalam laman resminya 2013, WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa kanker merupakan problem kesehatan yang sangat serius karena jumlah penderita meningkat sekitar 20 persen per tahun.

Kanker payudara yang dinyatakan sebagai pembunuh nomor dua setelah kanker leher rahim, juga mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya.

 

Penyebab kanker payudara belum dapat diketahui. Namun ada tiga faktor yang berpotensi yakni faktor endokrin, faktor lingkungan, dan faktor genetic. Selain itu menurut YKPI, di Indonesia terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan pengobatan maupun pencegahan kaner payudara. 70 persen dari penderita berkunjung ke dokter atau rumah sakit pada keadaan stadium lanjut.

 

Hal ini yang juga menjadi faktor keterlambatan penderita, lanjutnya adalah takut operasi, kemoterapi, dan radiasi. Dokter spesialis Radiologi Rumah Sakit Awal Bros, dr. I Putu Widhyantara, SpRad mengatakan, kanker payudara merupakan momok bagi perempuan karena bisa berujung kematian. Kanker payudara terjadi ketika sel terbentuk di jaringan payudara dan pertumbuhannya tidak normal serta tidak terkendali. “Sering timbul di organ payudara, walau ada tumor di payudara sendiri itu bisa mengenai jaringan payudaranya, bisa juga mengenai lemaknya dan saluran atau hanya kelainan di kulit,” kata dr. I Putu.

 

Menurutnya, faktor risiko di beberapa rumah sakit di Indonesia, kanker payudara menempati nomor satu dengan pasien di rawat karena kanker dan tumor payudara. dr. Putu mengatakan bahwa wanita usia di atas 30 tahun rentan terkena kanker payudara. Kemudian wanita di atas usia 35 tahun belum menikah atau sudah menikah dan memiliki anak, juga wanita dewasa yang mendapat menstruasi pertamanya di usia kurang dari 12 tahun. “Dari segala faktor risiko tersebut ada juga riwayat keluarga atau memiliki riwayat tumor payudara, seperti menyerang di salah satu bagian payudara. Atau terapi hormonal menggunakan pil KB terus menerus,” jelasnya.

 

Kemudian, wanita yang sudah didiagnosa stadium awal maka diperlukan deteksi dini. Langkah pada radiologi yakni memberikan penyuluhan dengan metode Sadari (Pemeriksaan payudara sendiri). Dengan sadari maka pasien akan mendeteksi dirinya. “Di radiologi akan melakukan screening dengan cara USG (Ultrasonografi) dan mammografi. Dimana tidak mengenal batasan usia baik itu wanita dan pria. Sedangkan mammografiitu baru ada Batasan pertama diusahakan jika hanya screening saja di atas usia 40 tahun. Terpentingadalah tujuh hari setelah menstruasi,” ujar dr. Putu. Jika sudah stadium 4 yang menyebar ke ketiak, paru, dan bagian lainnya, maka untuk tingkat daya hidupnya dalam waktu 5 tahun hanya 20 persen. “Maka deteksi dini yang disarankan, apabila wanita ada faktor risiko sangat disarankan untuk cek USG,” ujar dr. Putu.

 

Secara umum kanker payudara adalah keganasan sel. Dimana faktor setiap individu berbeda. Dr. Putu menyarankan agar pola makan diatur dan mengonsumsi makanan sehat agardaya tahan tubuh kuat sebelum sel – sel menjadi ganas. Sedangkan yang perlu dihindari atau dikurangi untuk menekan perkembangan sel kanker payudara adalah gula, alkohol, lemak jenuh, lemak trans, dan daging merah, sebut dr. Putu.

 

dr. I Putu Widhyantara, SpRad

Bagikan ke :

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.