Sobat Awal Bros, sebagai perempuan, banyak penyakit yang menjadi perhatian. Satu di antaranya adalah Kanker Payudara. Data Globocan menyebutkan pada tahun 2018 menunjukkan kejadian penyakit kanker di Indonesia sebanyak 136.2 per 100.000 penduduk. Angka ini menempatkan Indonesia di urutan kedelapan dengan kasus terbanyak di Asia Tenggara, dan peringkat ke-23 se-Asia.
Kasus tertinggi adalah kanker payudara sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000. Kenapa angka kematian bisa setinggi itu, salah satu penyebabnya adalah telatnya pencegahan dini karena minimnya pengetahuan. Lalu apa yang bisa kita lalukan? Pertama, tentu kita harus tahu penyakit berbahaya ini. Pada dasarnya, kanker ini merupakan tumor ganas yang terbentuk di jaringan payudara. Sebagian besar kejadian kanker ini terjadi pada perempuan, meski tak menutup kemungkinan terjadi juga pada lelaki. 1 dari 8 perempuan di dunia dikabarkan mengidap kanker itu. Meski begitu, kanker payudara bukan berarti tak bisa diobati.
Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Rumah Sakit Awal Bross Batam, dr. Joshua Partogi Saing, SpB (K) Onk mengatakan Kanker Payudara bisa menjangkit seorang individu berdasarkan gen yang dimiliki. “Kasus Kanker Payudara biasanya terjadi pada 5 hingga 10 persen di keluarga yang sebelumnya memiliki riwayat penyakit serupa. Sedangkan persentase sisanya belum diketahui penyebabnya,” ujar dr. Joshua.
Satu langkah untuk mengetahui adanya potensi Kanker Payudara pada keluarga lainnya ucap Joshua bisa melalui tes BRCA. Tes BRCA sendiri merupakan sebuah tes untuk mengetahui adanya genetik Kanker Payudara melalui tes darah untuk memeriksa mutasi dalam gen. Tes BRCA diperkenalkan pertama kali pada 2015. Perlu diketahui, tes BRCA merupakan tes yang dilakukan oleh penderita Kanker Payudara guna mengetahui adanya kemungkinan keluarga lainnya terserang penyakit serupa. Dengan demikian dapat dikatakan tes BRCA merupakan suatu pencegahan secara primer.
“Pemeriksaan si penderita dulu kalau dia positif baru ditelusuri generasi selanjutnya ke anak atau orangtua-nya,” sebut dr. Joshua. Setelah dilakukan tes BRCA pada pasien dan dinyatakan positif, maka dokter akan melakukan pemetaan risiko terhadap keluarga lainnya, baik untuk mengetahui para anggota perempuan maupun laki-laki. dr. Joshua mengatakan, persentase penderita Kanker Payudara yang tidak diketahui penyebabnya lebih besar dari gen kanker itu sendiri.
Oleh karena itu dr. Joshua mengimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap tahun seperti pemeriksaan Mammografi, USG Mammae atau MRI, dan uji klinis secara rutin tetap perlu dilakukan. Termasuk pada mantan pasien Kanker Payudara, karena penyakit ini juga memiliki kemungkinan kambuh. Sebagai informasi, RS Awal Bros Batam telah memiliki fasilitas pelayanan Tes BRCA. Informasi selengkapnya mengenai layanan tersebut, Anda dapat menghubungi Customer care kami di nomor 0778 431 777 ext 1991/1992.
Narasumber: dr. Joshua Partogi Saing, SpB (K) Onk
Bagikan ke :