Stroke tidak hanya menjadi penyakit yang dapat menyerang fisik, namun juga mental penderitanya. Hal ini membuat pasien stroke membutuhkan rehabilitasi medik serta dukungan dari keluarga.
Stroke merupakan suatu penyakit defisit neurologis yang bersifat mendadak. Penyebabnya adalah gangguan aliran pembuluh darah di otak. Beberapa hal yang menyebabkan gangguan aliran darah tersebut adalah terbentuknya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga suplai aliran darah ke otak terhenti dan muncul gejala kematian jaringan otak.
Stroke sendiri menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia setelah penyakit jantung dan kanker, serta menimbulkan kecacatan tertinggi. Kecacatan yang ditimbulkan akibat stroke ini dapat memberikan stres yang sangat berat bagi pasien ataupun keluarga.
Berbaring di kasur dalam tempo lama tentu menyiksa tubuh pasien penderita stroke. Karena itu, penting sekali pasien yang menjalani pengobatan medis juga harus melaksanakan rehabilitasi medik untuk kesembuhannya. Rehabilitasi sebenarnya dimulai di rumah sakit sesegera mungkin setelah serangan stroke.
Berapa lama pasien stroke perlu menjalani rehabilitasi medis?
Ada beberapa penderita stroke dapat cepat sembuh, sedangkan penderita lainnya butuh rehabilitasi yang lama. Menurut WHO (World Health Organization), tujuan rehabilitasi penderita stroke adalah memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu. Kemudian re-adaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpersonal dan aktivitas sosial, serta dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari – hari.
Serangkaian rehabilitasi mulai dari penilaian, diagnosis, perlakuan dan aktivitas pencegahan dilaukan untuk menghindari pasien dari cacat fisik permanen. Tim rehabilitasi medik yang terdiri dokter spesialis rehabilitasi medik, perawat, terapis okupasi, dokter spesialis gizi, dan psikiater akan mengkaji dan menentukan perencanaan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien.
Terapi dimulai secara bertahap, yaitu menggerakan anggota tubuh, duduk, berdiri dan berjalan sendiri. Selain itu, melakukan kegiatan sehari – hari akan membantu pasien sembuh lebih cepat.
Pada intinya rehabilitasi medik bertujuan meningkatkan kemandirian pasien, membantu mengatasi disabilitas pasien. Oleh karena itu, pasien harus membiasakan menggerakkan tubuhnya agar sendi tidak kaku.
Ada beberapa jenis disabilitas pada pasien stroke
- Impairment, gangguan kecacatan fisik berupa kondisi ketidaknormalan atau hilangnya struktur dan fungsi psikologis atau anatomis. Misalnya ada kelumpuhan, tidak bisa bicara dan gangguan fungsi tubuh lainnya. Di tingkat ini kelumpuhan satu sisi harus dilatih secara bertahap. Pada kasus pasien dengan gangguan sulit menelan, akan diberikan terapi wicara.
- Disabilitas, yakni tingkat kecacatan kemampuan yang mengakibatkan keterbatasan, sehingga tidak bisa melakukan kegiatan secara mandiri. Selain itu modifikasi alat bantu juga bisa dilaksanakan, misalnya pasien tidak bisa makan karena tidak bisa menggenggam sendok bergagang kecil. Modifikasi sendok bergagang besar akan membantu pasien bisa mandiri.
- Handicap adalah tingkat kecacatan yang diakibatkan adanya kecacatan impairment dan disabilitas, sehingga tidak bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Sebelum terlambat dan masuk ke dalam tahap handicap tersebut, biasanya dokter saraf akan menyarankan pasien stroke segera mengikuti rehabilitasi medik.
Berapa kali pasien stroke perlu melakukan rehabilitasi medik
Pasien yang menjalani rehabilitasi medik akan mendapatkan penanganan dari multidisipliner ilmu kedokteran. Fisioterapi menangani lebih ke motorik kasar, penguatan dan modalitas alat. Kemudian, okupasi terapi menangani gangguan koordinasi dan keseimbangan atau disebut motorik halus. Terapi wicara, ortotik prostetik meliputi pembuatan alat bantu. Sedangkan psikolog untuk menangani segi psikisnya.
Pasien bisa menjalani rehabilitasi medik seminggu dua atau tiga kali. Jika sudah ada perubahan bisa dilakukan di rumah sendiri tentu saja dengan terapi latihan yang sudah disarankan oleh tim medik. Banyak juga pasien yang memilih berjemur saat matahari pagi. Hal itu baik juga untuk mengurangi kaku otot, meningkatkan sirkulasi darah, memperoleh vitamin D sehingga mengurangi keroposnya tulang.
Selain itu, pasien bisa melakukan latihan di rumah, sesuai dengan yang disarankan tim medik. Masing – masing pasien latihannya bisa berbeda – beda. Pada prinsipnya kalau anggota tubuh sudah bergerak, harus terus dilatih.
Terapi akupunktur seringkali ditambahkan dalam terapi pasien stroke. Namun, perlu diingat akupunktur hanya sebagai terapi penunjang saja.
Selain itu, penting mengubah gaya hidup dan kebiasaan seperti, mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat, serta lingkungan keluarga yang menyenangkan dan jauh dari penyebab stres dapat menunjang kesembuhan pasien.
Bisakah pasien stroke sembuh?
Peran rehabilitasi ini adalah meningkatkan kemandirian pasien, misalnya latihan penguatan dan mengikuti rehabilitasi medik. Kesembuhan pasien tergantung pada:
- Tingkat keparahan stroke.
- Motivasi dan hasrat pasien untuk kembali normal.
- Dukungan keluarga dan teman dalam berlatih dan memulai gaya hidup sehat.
- Semakin rutin pasien melakukan rehabilitasi medik, maka pasien akan semakin cepat membaik.
Rumah Sakit Awal Bros telah memiliki layanan terpadu khusus untuk pasien penderita stroke, dengan layanan cepat dan terpadu. Potensi mengalami kecacatan dapat diminimalisir, kenali gejala stroke sejak dini dengan “F.A.S.T” (Face, Arm, Speech, Time). Face untuk wajah turun sebelah, Arm gejala salah satu lengan lemah, Speech saat penderita mulai kesulitan berbicara dan Time segera cari bantuan tercepat. Untuk informasi dan pendaftaran, silahkan hubungi langsung RS Awal Bros yang ada di Pekanbaru.
Ilustrasi gambar: Rawpixel
Editor: dr. Riana Sari – Manager Business and Development RS Awal Bros A.Yani.
Bagikan ke :