Hipertensi adalah penyakit yang dapat membunuh secara diam-diam atau yang disebut silent killer karena tidak menunjukkan gejala, sehingga orang yang memiliki hipertensi tidak menyadari kerusakan yang terjadi pada organ-organ internal penting mereka. Hipertensi dapat mengakibatkan stroke, serangan jantung dan kerusakan organ penting internal seperti ginjal.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian di seluruh dunia. Sayangnya, hanya 50 persen orang yang menderita hipertensi menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut. Serta, mengetahui bahwa serangan jantung atau stroke dapat dicegah jika hipertensi telah dideteksi dan diobati tepat waktu.
Menurut data World Health Organization (WHO), pada tahun 2017, lebih dari 580 ribu angka kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke dan serangan jantung. Sehingga, Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi akibat stroke. dr. Hadi Sirwandanu, SpBS Dokter Spesialis Bedah Saraf Rumah Sakit Awal Bros Batam mengatakan, stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana terjadi gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah oleh karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak, sehingga menyebabkan sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu relatif singkat.
Apakah Faktor Risiko Stroke?
Faktor risiko stroke adalah kondisi atau penyakit atau kelainan yang terdapat pada seseorang yang memiliki potensi untuk memudahkan orang tersebut mengalami serangan stroke pada suatu saat.
Faktor risiko yang tidak dapat diobati diantaranya :
- Usia
- Jenis kelamin
- Ras
- Genetik
Faktor risiko yang dapat diubah/diobati/dikendalikan/diperkecil di antaranya:
- Hipertensi
- Diabetes mellitus
- Penyakit jantung (katup/otot/irama)
- Riwayat TIA/stroke sebelumnya
- Merokok
- Kolesterol tinggi
- Darah kental
- Obesitas
- Obat-obatan (kokain, amfetamin, extasy, heroin, pil yang mengandung hormon estrogen tinggi). Diduga beberapa macam over the counter drugs yang mengandung fenilpropanolamin, efedrin dosis tinggi)
- Kurang berolah raga.
- Pola hidup atau pola makan berlebihan
- Stress yang berkepanjangan
“Orang-orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko tersebut di atas termasuk stroke prone person yaitu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mendapat serangan stroke dari pada orang normal pada suatu saat selama perjalanan hidupnya bila tidak dikendalikan,” kata dr. Hadi.
Cara Pencegahan Stroke
Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan:
- Mengendalikan faktor-faktor risiko antara lain: hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, kolesterol tinggi, obesitas, stop merokok dan lain-lain.
- Menjalani cara hidup yang bebas risiko terkena serangan stroke: menghindari pola makan berlebihan dan tinggi lemak atau tinggi garam, olah raga teratur, hindari obesitas, hindari stress, laksanakan ajaran agama dengan benar.
Apakah Stroke Dapat diobati?
Hadi mengatakan stroke dapat diobati, dengan konsep terapi stroke mutakhir. Penderita stroke akan dapat diselamatkan dari kematian dan cacat apabila dilakukan pengobatan yang cepat, tepat dan akurat pada waktu terjadi serangan, khususnya stroke yang bukan pendarahan. Berdasarkan data dari hasil penelitian menunjukan bahwa penderita yang dalam waktu kurang dari 12 jam setelah serangan stroke, penyembuhannya lebih baik dibandingkan dengan penderita yang datang dalam waktu lebih dari 12 jam setelah serangan. Di beberapa rumah sakit telah berdiri unit stroke untuk memberikan pelayanan khusus yang berkualitas bagi penderita stroke dengan melibatkan multi disipliner dari berbagai bidang kedokteran dan tenaga kesehatan dan pemberian edukasi kepada pasien.
Untuk informasi jadwal dokter klik di sini
Ilustrasi Gambar Raw Pixels