Setiap wanita pasti akan melalui masa menopause, tetapi masing-masing memiliki pengalaman berbeda. Menopause tidak terjadi pada usia yang sama bagi setiap wanita serta gejalayang dialami juga berbed-beda baik fisik dan emosional. Menopause adalah waktu ketika siklus menstruasi bulanan pada wanita berhenti. Ini terjadi karena saat wanita bertambah usia, secara perlahan sel telur mereka akan habis. Rata-rata menopause terjadi pada usia 52 tahun, tetapi ada wanita yang mengalami perimenopause, yakni masa transisi yang terjadi di awal usia 40 tahunan atau pertengahan 30 tahunan. Fase ini sangat dipengaruhi oleh perubahan hormon, utamanya hormon estrogen yang meningkat dan menurun secara tidak teratur. Ini merupakan tanda paling sering yang dialami di masa perimenopause.
Gejala Menopause
Menurut dr. Gina M Rotty,SpOG selaku dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Awal Bros Batam,menjelaskan berikut beberapa gejala atau tanda – tanda wanita mulai mengalami monopause yaitu:
- Menstruasi yang tidak teratur
Efek perubahan hormon mempengaruhi ovarium melepas sel telur dan ini bisa membuat menstruasi lebih lama atau lebih pendek, bahkan tidak terjadi sama sekali dalam beberapa bulan. Ini bisa jadi merupakan tanda gejala awal atau terlambat akan perimenopause.
- Gejolak panas atau Kegerahan
Tiba-tiba merasa kepanasan dan berkeringat? Ini umum terjadi dalam perimenopause. Durasi dan intensitasnya dapat beragam sepanjang siang atau malam hari.
- Sukar tidur
Kondisi ini seringkali menjadi penyebab insomnia dan gangguan tidur pada wanita. Serangan panas ini terjadi akibat fluktuasi hormonal dan bisa berbeda pada tiap wanita. Kondisi tersebut terjadi antara dua sampai lima belas tahun lamanya.
- Perubahan suasana hati
Di masa pramenopause bukan tidak mungkin wanita akan merasa mudah marah, emosi sesaat, atau cemas. Perubahan temperamen ini akibat hormon yang naik-turun. Kurangnya kualitas tidur pun dapat berpengaruh dalam mudah berubahnya suasana hati.
- Vagina kering
Perubahan hormon berarti dinding vagina mengalami pengurangan jumlah cairan yang diproduksi serta elastisitasnya. Beberapa wanita dapat merasa hal ini begitu tidak nyaman, namun banyak juga yang baru menyadarinya saat melakukan hubungan seksual. Tak hanya itu, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk merasa terangsang juga meningkat seiring bertambahnya usia.
- Gangguan berkemih dan Infeksi kemih
Secara umum, wanita rentan terkena infeksi kemih karena anatominya. Namun risikonya akan meningkat saat perimenopause. Wanita yang mengalami perimonopause mungkin menyadarinya dari frekuensi buang air kecil dan adanya rasa sakit saat berkemih. Berkurangnya kemampuan menahan urine pun turut dialami oleh wanita, karena elastisitas otot-otot telah menurun.
- Jantung berdebar
Karena level estrogen menurun, tingkat kadar kolesterol dan gula dalam tubuh pun meningkat. Jantung dan pembuluh darah juga menjadi lebih kaku. Ini membuat Anda berisiko terkena penyakit jantung karena berkontribusi dalam penyumbatan pembuluh darah.
Solusi Masalah Seksual :
- Memelihara kesehatan tubuh secara umum, baik fisik maupun psikis, misalnya dengan melakukan olah raga secara teratur.
- Membina kehidupan seksual sebelumnya agar berlangsung harmonis.
Menyadari dan menerima masa menopause sebagai bagian dari perjalanan hidup.
- Jangan menggunakan obat atau bahan kimia yang ditujukan untuk meningkatkan fungsi seksual tanpa indikasi jelas dan tanpa petunjuk dari ahli kesehatan atau dokter.
- Perlu melakukan variasi baik perilaku maupun suasana dalam melakukan hubungan seksual sehingga tidak cepat bosan.
Tetap memelihara komunikasi yang baik dengan istri, termasuk masalah seksual.
- Segera konsultasi dengan tenaga ahli bila mengalami masalah seksual agar segera mendapatkan penanganan yang tepat.