Bagaimana Orang Dengan Diabetes Melitus Berpuasa?

Bagi sebagian besar orang dengan kondisi kesehatan yang baik, puasa Ramadhan pada umumnya tidak akan menimbulkan masalah kesehatan yang berarti. Namun, pada kelompok tertentu, seperti penyandang diabetes melitus, puasa yang tidak diimbangi dengan konsumsi obat yang benar, asupan nutrisi yang baik, dan olah raga yang tepat, tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan. Masalah yang dapat timbul pada saat penyandang diabetes melitus berpuasa berupa hipoglikemia (gula darah terlalu rendah), hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), ketoasidosis  diabetik (kondisi asam pada darah), dan dehidrasi (kekurangan cairan). Masalah kesehatan yang timbul ini, tidak hanya dapat mengganggu jalannya ibadah, tapi juga dapat membahayakan jiwa.

Perlu konsultasi dulu sebelum penderita diabetes melitus berpuasa

Penyandang diabetes yang ingin menjalankan puasa sebaiknya melakukan persiapan terlebih dahulu. Sebelum pasien diabetes melitus berpuasa, diabetesi sebaiknya melakukan konsultasi ke dokter. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kondisi klinis, kontrol gula darah, atau perlu tidaknya penyesuaian dosis dan waktu konsumsi/penggunaan obat. Jika telah diperbolehkan menjalankan ibadah puasa, maka perlu mengetahui pola diet yang tepat. Dengan melakukan hal ini, ibadah puasa yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. 

Ketahui perhitungan asupan makanan dengan kebutuhan energi tubuh saat penderita diabetes melitus berpuasa

Selama bulan puasa, asupan diabetesi tidak berbeda dengan diet sehari-hari sebelum puasa, yaitu berupa diet seimbang yang disesuaikan dengan perhitungan energi kebutuhan tubuh. Komposisi diet seimbang berupa 50–60% karbohidrat, 15–20% protein, dan 25–30% lemak.  Hal yang membedakan ialah jadwal dan frekuensi makan, Jika pada hari biasa makanan dapat konsumsi dalam 3 kali makan besar dan 2–3 kali selingan, maka selama bulan puasa, pembagian porsi berupa 40% kebutuhan kalori dikonsumsi saat sahur, 50% saat berbuka, dan 10% dikonsumsi malam sebelum tidur.

Tips orang dengan diabetes melitus berpuasa: sahurlah di akhir waktu atau mendekati imsyak

Saat sahur, dianjurkan untuk mengonsumi karbohidrat kompleks seperti beras merah, oat, kentang yang dikonsumsi bersama kulit, jagung, gandum atau produknya. Karbohidrat kompleks akan dicerna lebih lambat sehingga dapat membuat diabetesi merasa kenyang lebih lama dan dapat menjaga gula darah lebih stabil. Konsumsi karbohidrat kompleks harus disertai dengan sumber protein rendah lemak (ikan, ayam, putih telur, tahu, dan tempe) 1–2 potong sedang, serta sayur dan buah dalam jumlah yang cukup (1–2 porsi). Makan sahur sebaiknya dilakukan seakhir atau selambat mungkin sebelum Imsyak tiba.

Tips orang dengan diabetes melitus berpuasa: mengonsumsi makanan yang manis dapat memicu lonjakan gula darah berlebih

Diabetisi sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan pada saat berbuka puasa. Buka puasa dapat dilakukan dengan cara yang lebih sehat dengan mengonsumsi buah potong segar, blender buah, atau smoothies dengan susu rendah lemak. Konsumsi kurma saat berbuka dibatasi sebanyak 1–2  buah karena kandungan gula yang cukup tinggi. Makanan dengan indeks glikemik yang tinggi sebaiknya dihindari untuk mencegah lonjakan gula darah yang berlebihan. Misalnya seperti gula, madu, sirup, atau produknya. Selain itu, saat berbuka tidak dianjurkan untuk makan secara belebihan untuk mencegah terjadinya peningkatan berat badan.

Selama puasa diabetesi dianjurkan untuk memonitor kadar gula darah 2–4  kali dalam sehari. Terutama untuk pasien diabetes tipe 1 dan pasien diabetes tipe 2 yang menggunakan insulin. Jika terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari 60 mg/dL) atau hiperglikemia (gula darah melebihi 300 mg/dL) maka diabetesi harus membatalkan puasa. Puasa juga sebaiknya dibatalkan jika kada glukosa darah <70 mg/dL dalam 1–2  jam awal puasa.

Tips orang dengan diabetes melitus berpuasa: mengonsumsi obat teratur sangat membantu kelancaran ibadah puasa

Konsumsi cairan harus diperhatikan selama puasa untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Diabetesi dianjurkan tetap mengonsumsi air lebih kurang 2 liter perhari atau 8 gelas perhari. Penambahan asupan cairan dapat disiasati dengan mengonsumsi buah yang mengandung air yang tinggi, konsumsi sup atau sayuran berkuah.

Aktivitas fisik sehari-hari dapat dilakukan dengan wajar seperti biasa. Olah raga yang tidak terlalu berat dapat dilakukan 10–15 menit sebelum waktu sahur dan berbuka. Sholat tarawih yang dilakukan setelah berbuka di mana terdapat gerakan berdiri, berlutut, dan sujud yang dilakukan secara berulang, dapat diperhitungkan sebagai bagian aktivitas fisik harian.

Dengan melakukan diet yang baik, olahraga yang tepat, dan konsumsi obat yang seusai, diharapkan diabetesi dapat menjalankan ibadah puasa dengan lancar tanpa gangguan kesehatan yang berarti.

Narasumber
Imelda Goretti, M.Gizi, SpGK
Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Awal Bros Pekanbaru

Ilustrasi gambar oleh  wei tang

Artikel terkait:

Bagikan ke :

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.