Pertolongan pertama pada serangan jantung sangat penting untuk dilakukan. Semakin cepat pasien mendapatkan penanganan dan tiba di rumah sakit, maka harapan hidupnya semakin besar dan meminimalisir kerusakan pada jantung. Banyak kasus penderita serangan jantung terlambat mendapatkan pertolongan dan meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Untuk itu, penting bagi kita mengetahui penanganan pertama pada serangan jantung dan pengobatannya.
Segera bawa ke rumah sakit apabila terdapat serangan jantung
Apabila Anda menemukan seseorang dengan serangan jantung mendadak maka tenangkan dan beri oksigen jika tersedia. Segera beri obat pengencer darah (aspirin atau clopidrogel). Jangan tunda, segera bawa ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit terdekat. Beredar anggapan masyarakat yang menganjurkan untuk menusuk ujung jari penderita agar berdarah. Hal itu tidak terbukti secara medis, namun tidak berbahaya selama tidak menghalangi atau memperlambat penderita dibawa ke rumah sakit. Jangan berlama-lama, karena semakin lama jantung tidak mendapat oksigen, semakin luas pula otot jantung yang rusak, sehingga risiko meninggal mendadak lebih tinggi, atau dalam jangka panjang menyebabkan fungsi pompa jantung menjadi menurun drastis. Jika pemompaan jantung berkurang, bisa menyebabkan pasien sesak nafas. Kualitas hidup jangka panjang bisa sangat menurun.
Berikan obat pengencer darah
Pada saat serangan jantung, pengencer darah berguna untuk memecah gumpalan darah yang ada di dalam pembuluh koroner atau otak (untuk penyakit stroke). Diharapkan gumpalan darah yang sudah ada bisa luruh, atau jumlahnya berkurang. Pengencer darah yang paling banyak dikenal adalah aspirin (dosis 80 – 320 mg) yang dikunyah langsung saat serangan. Jenis pengencer darah lain adalah clopidrogel atau ticagrelor. Saat serangan jantung, pasien yang dirawat di rumah sakit akan mendapat pengencer darah dalam bentuk suntikan di bawah perut atau infus. Tujuannya sama, yaitu secara agresif menghancurkan gumpalan darah yang ada, atau minimal mengurangi volume clot pada koroner.
Pengencer darah yang diminum (aspirin atau clopidrogel) diberi selama minimal setahun, dan pada sebagian besar kasus, dianjurkan untuk diminum seumur hidup untuk mencegah serangan jantung berulang.
Pemasangan stent atau operasi bedah jantung merupakan pilihan untuk mengatasi penyempitan pada pembuluh darah jantung
Pada penyakit jantung koroner, terjadi penyempitan pada irigasi/saluran pembuluh darah. Untuk terapi paripurna, perlu dilihat seberapa berat (berapa persen) sumbatannya, berapa banyak peyumbatan yang terbentuk. Sumbatan yang lebih dari 50-70% perlu dibuka agar aliran darah kembali lancar dan oksigenasi ke jantung membaik. Tujuan kateterisasi adalah untuk menilai hal tersebut. Jika masih memungkinan, akan dipasang stent (bahasa awam: cincin atau ring) pada daerah yang tersumbat. Stent tersebut berada disana secara permanen untuk mempertahakan terbukanya pembuluh darah yang tersumbat.
Jika sumbatan yang ditemukan saat kateterisasi ternyata sangat banyak dan tidak bisa diatasi dengan pemasangan stent, pasien akan dianjurkan untuk menjalani operasi bedah jantung bypass (CABG/ Coronary Artery Bypass Graft)
Jangan takut olahraga untuk penderita penyakit jantung
Olahraga merupakan salah satu regime pengobatan untuk penyakit jantung. Tidak ada larangan untuk berolahraga, sebaliknya olahraga sangat disarankan. Namun jenisnya adalah olahraga yang bisa terukur dan teratur. Jenis olahraga aerobik seperti jalan, jalan cepat, jogging, renang, atau bersepeda adalah yang paling disarankan. Frekuensinya adalah minimal 4x per minggu dengan durasi minimal 20-40 menit per latihan. Pada saat latihan, dianjurkan untuk menjalani olahraga tanpa jeda. Jika lelah, turunkan intensitas atau kecepatan, namun jangan sampai berhenti. Tujuannya adalah untuk terus melatih jantung bekerja selama 20-40 menit latihan.
Narasumber :
dr. Dasdo Antonius Sinaga, SpJP – FIHA
Dokter Spesialis Jantung RS Awal Bros Pekanbaru
Bagikan ke :