Munculnya rasa khawatir dalam diri wanita akibat tidak teraturnya haid merupakan hal wajar. Pasalnya haid bisa menjadi salah satu penanda kondisi kesehatan tubuh seseorang. Apalagi, belakangan ini kian banyak aneka penyakit organ kewanitaan yang oleh orang awam kerap dikait-kaitkan dengan jadwal haid.
“Idealnya siklus haid, setiap bulannya memiliki rentan waktu antara 21 sampai 35 hari setiap kali periode,” terang dr. Tjahja Sanggara, SpOG-WALS, Dokter spesialis kandungan dan kebidanan RS Awal Bros Batam
Saat siklus menstruasi normal, menggambarkan bahwa organ reproduksi sehat dan tak bermasalah. “Secara kasat mata, jika menstruasi teratur berarti kondisinya sehat, seorang wanita akan lebih mudah hamil, menghitung masa subur saat dan banyak hal lainnya,” jelas dr. Tjahja.
Mensturasi itu sendiri menandakan system hormonal yang terjadi di dalam tubuh, dimana sel telur diproduksi dan luruh apabila tidak dibuahi. “Memang ada wanita yang memiliki silkus haid tidak normal, ada yang sebulan dapat dan sebulan tidak, atau bahkan kadang lebih cepat,” jelas dr. Tjahja. Siklus menstruasi pendek biasanya berlangsung kurang dari 21 hari, selain itu yang lebih dari sebulan adalah siklus haid panjang.
Panjang maupun pendek menandakan ketidaknormalan pada system metabolism dan hormonal. Dampaknya sama yakni sulit hamil. “Sulit bukan berarti tidak bisa. Untuk mereka yang siklus pendek berarti mengalami unovulasi dimana sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit dibuahi. Sementara siklus panjang menandakan sel telur jarang diproduksi atau mengalami ketidaksuburan yang cukup panjang. “ Haid ini menandakan subur atau tidak”, jelas dr. Tjahja.
Dengan ketidakteraturan siklus menstruasi, seseorang wanita akan sulit mencari masa subur dan tidaknya. “Kalau teratur kan mudah ditemukan, misalnya siklusnya 28 hari. Masa suburnya berarti 14 hari setelah hari pertama haid,” terang dr. Tjahja. Mengenai penyebabnya bisa dikarenakan berbagai hal dan tergantung pada kita. “Untuk mengetahui lebih detil penyebabnyak, sebaiknya mengunjungi dokter agar penanganannya lebih cepat,” imbuh dr. Tjahja, SpOG
Bagikan ke :