Kanker payudara menyerang secara diam-diam, bahkan tanpa adanya rasa nyeri. Tidak heran, kanker ini menjadi pembunuh kedua bagi wanita setelah kanker serviks. Oleh sebab itu, penting untuk mengenal kanker payudara terutama untuk para wanita. Dokter Spesialis Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Batam, dr. I Putu Widyhantara, SpRad menyatakan, kanker payudara pada umumnya diawali dengan adanya benjolan di payudara. Jika diibaratkan sebuah jam, benjolan cikal bakal penyakit terganas pada perempuan setelah kanker mulut rahim itu, muncul di bagian sisi luar atas. “Di atas angka 9 atau angka 3,” kata dokter Putu.
Umumnya, pasien tidak merasakan nyeri. “Tanda penting jika benjolan itu ganas atau berpotensi kanker adalah keluarnya cairan dari puting susu dan ada kelenjar di ketiak,” ungkapnya. Sedangkan rentang waktunya tergantung dari selnya, termasuk yang invasif atau noninvasif. Jika selnya invasif dalam jangka waktu 6 sampai 12 bulan akan membesar, tapi kalau yang non-invasif bisa lebih lama dari itu.
Menurut dokter spesialis radiologi tersebut, ada beberapa faktor risiko utama penyebab kanker payudara, yakni faktor yang tidak bisa dihindari dan faktor yang bisa dihindari. Faktor yang tidak bisa dihindari, yaitu faktor genetis atau keturunan. “Artinya ada riwayat kanker payudara di dalam keluarga, seperti ibu, nenek, atau saudaranya,” jelasnya. Sedangkan faktor yang bisa dihindari, antara lain, yang berkaitan dengan reproduksi, seperti perempuan yang tidak menikah, tidak hamil, dan tidak menyusui. Faktor risiko yang bisa dihindari lainnya adalah penggunaan KB hormonal (suntik, pil) dalam jangka yang lama. “Itu bisa memicu terjadinya aktivasi atau ketidakseimbangan hormonal di dalam parenkim yaitu kelenjar di payudara,” kata dokter Putu.
Terapi yang menggunakan hormon dan paparan radiasi dalam jumlah yang jumlah yang berulang juga bisa menyebabkan kanker payudara. “Jika terpapar radiasi yang berulang atau kena radiasi nuklir selnya akan bersifat onkogenik, bertransformasi menjadi keganasan,” paparnya.
Mengenal Kanker Payudara: Pencegahan dan Deteksi
Kanker payudara bisa dicegah. Menurut dokter Putu, langkah awal mengenal kanker payudara adalah memahami tiga strategi pencegahan kanker payudara, yaitu: primer, sekunder, dan tertier. Pencegahan primer dilakukan pada wanita sehat, dalam artian wanita yang belum terpapar faktor risiko. Pencegahannya bisa dengan cara pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Pemeriksaan SADARI bisa dimulai sejak remaja. “Pemeriksaan yang baik dilakukan 7-12 hari setelah menstruasi karena saat itu payudara lebih fleksibel dan tidak nyeri lagi,” katanya lagi.
Sedangkan bagi wanita yang telah menopause, atau tidak menstruasi lagi, dapat dilakukan kapan saja. “Usia di atas 40 tahun dianjurkan pemeriksaan mamografi sehingga akan diketahui apakah terdapat kanker jinak atau kanker ganas, sedangkan bagi remaja cukup di-USG (ultrasonografi, red),” ujar dokter spesialis tersebut. Dalam laman wikipedia, mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Sedangkan
USG medis adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ.
Pencegahan sekunder dilakukan pada wanita yang mempunyai faktor risiko. Bagi wanita di atas 35 tahun yang punya faktor risiko, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mammografi. Sedangkan pencegahan tertier dilakukan kepada wanita yang sudah ada tanda-tanda seperti benjolan di payudara, atau penebalan di payudara yang tidak sakit, sakit di payudara, terjadi lekukan di kulit payudara (seperti kulit jeruk), perubahan warna atau tekstur kulit payudara, perubahan bentuk payudara, putting susu tertarik ke dalam, atau putting susu mengeluarkan cairan abnormal. “Jika sudah begitu perlu pemeriksaan lebih spesifik, perlu tindakan operasi atau operasi dengan terapi radio terapi,” ucap dokter Putu.
Radioterapi
Radioterapi merupakan pengobatan dengan sinar- X untuk mematikan sel-sel ganas yang masih ada di area payudara. Putu juga mengingatkan kepada pasien yang pernah dioperasi agar jangan berpuas diri sehingga abai dengan kemungkinan sel-sel kankernya muncul kembali. “Disarankan USG setelah setahun dioperasi untuk memastikan apakah sel-sel kankernya muncul lagi atau tidak,” katanya.
Apakah faktor makanan bisa menyebabkan kanker payudara? “Sampai saat ini belum ada penelitian yang memastikan makanan penyebab kanker payudara, tapi faktor obesitas bisa menjadi penyebab kanker payudara,” bebernya. “Selain itu, alkohol bisa memicu kanker payudara.” Dokter spesialis radiologi tersebut menyarankan bagi wanita yang punya faktor risiko agar menghindari makanan berlemak tinggi, mengandung kolesterol tinggi, dan minuman beralkohol. “Rutinlah berolahraga agar daya tahan tubuh kuat, jika daya tahan tubuh kuat, tubuh kita bisa melawan penyakit,” tutup dokter spesialis radiologi tersebut.
Pencegahan kanker payudara dimulai dari mengenal kanker payudara lebih dalam.
Untuk berkonsultasi mengenai masalah kesehatan dan mendapat informasi paket-paket Medical Check Up, Anda dapat menghubungi Customer Care RS Awal Bros Batam di +62 813 6431 7777 atau 0778-431777 ext 1991/1992. Semoga bermanfaat.
Ilustrasi gambar oleh Annie Spratt
Bagikan ke :