Jika timbul beberapa gejala, gejala nyeri di perut, hilangnya selera makan, mual, hingga perut kembung, sering kita sebut gejala masuk angin atau gejala maag. Tetapi tidak disangka, gejala tersebut kemungkinan bisa menjadi pertanda infeksi lambung. Selain penyakit maag atau penyakit lambung ternyata ada penyakit lainnya yang terjadi pada lambung yang disebabkan oleh kuman Helicobacter pylori. Infeksi lambung merupakan perdangan pada dinding lambung.
Dokter Ani Yeo selaku dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Awal Bros Batam, mengatakan bahwa pada lambung terseut terdapat bakteri Helicobater pylori. Bakteri inilah yang menyebabkan infeksi pada lambung. “Penyebabnya rata rata karena dari makanan, air liur. Bisa terjadi karena makan dalam satu wadah dan dimakan secara bersama–sama. Tercatat kasus di benua Asia cukup tinggi, terutama terjadi pada suku Tionghoa. Karena makan bersama–sama dalam satu piring,” ujar dokter spesialis penyakit dalam tersebut.
Gejala infeksi lambung dimulai dari gejala ringan dan berat. Gejala ringan lebih sering kita sebut dengan gejala maag, lalu gangguan saluran cerna khususnya lambung. Dan keluhan lainnya dari kembung nyeri ulu hati terasa nyeri dan panas dan merasa mual. Bakteri Helicobacter pylori yang tinggal cukup lama di dalam lambung, maka akan mengakibatkan terjadi infeksi lambung jika tidak segera diterapi.
Secara normal, jika PH di lambung sekitar 3–4 tingkat keasamannya, maka bisa dikatakan lambung sangat asam. Bakteri Helicobacter pylori sangat suka dengan PH tersebut. “Jadi pengobatannya membuat kondisi PH lambung menjadi lebih basa. Lambung menjadi basa sekitar nilai 5–6 dengan obat–obatan mengurangi asam lambung,” ujarnya.
Pemeriksaan Infeksi Lambung
Jika Anda mempunyai keluhan infeksi Helicobacter pylori atau infeksi lambung, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Pemeriksaan dilakukan dengan mengetahui keluhan yang diidap oleh pasien. Tujuan pemeriksaan adalah untuk memastikan adanya infeksi lambung dari pengecekan darah.
Pemeriksaan darah. Pengecekan darah dilakukan untuk melihat antibodi yang sebenarnya dihasilkan tubuh untuk melawan kuman tersebut. Jika Anda tidak ingin diambil darahnya untuk diperiksa, makan pemeriksaan bisa dilakukan lewat pernafasan (urea breath test).
Urea breath test. Urea breath test dapat dilakukan karena kuman ini menghasilkan gas khusus. Untuk melakukan pengecekan ini, Anda disarankan tidak mengkonsumsi obat lambung minimal selama 2 minggu. “Cara pemeriksaan ini dengan cara meniupkan napas kita ke alat. Dengan begitu akan terukur kadar ureanya. Dapat dinilai apakah terinfeksi phylori atau tidak,” ujar dokter spesialis penyakit dalam tersebut.
Pemeriksaan Endoskopi. Selain itu untuk memeriksa asam lambung dapat juga dilakukan pemeriksaan endoskopi atau terpong lambung. Pemeriksaan endoskopi mengambil contoh jaringan pada lambung untuk diperiksa ke laboratorium. “Jadi endoskopi akan mendeteksi lokasi lambung yang dicurigai terinfeksi, diambil sample-nya, lalu diperiksa secara patologi anatomi. Dari pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan adanya infeksi kuman pylori,” terang dokter spesialis penyakit dalam, dr. Ani Yeo.
Pemeriksaan kotoran. Pemeriksaan juga dapat dilakukan lewat kotoran untuk menilai adanya bakteri pylori.
Terapi Infeksi Lambung
Untuk mengatasi asam lambung, dapat dilakukan triple drug therapy. Terapi ini berupa terapi satu obat lambung yang diberikan secara bervariasi: ada dokter yang memberikan tujuh hari sampai empat belas hari. Infeksi ini tidak menyebabkan kematian. Infeksi lambung ini bersifat kronis karena berlangsung bisa bertahun tahun lamanya. Dan yang dikhawatrikan peradangan yang lama akan membuat sel berubah. Misalnya peradangan berlangsung lama sehingga luka di lambung itu tidak menutup baik. Infeksi luka dari sel akan menjadi infeksi ganas.
“Makanan tidak memicu adanya kuman, Helicobacter pylori. Namun bisa tertular dari sesorang penjual makanan atau ibu rumah tangga yang terinfeksi pylori atau karena kebersihan makanannya tidak bagus. Walaupun penelitian tidak seratus persen menyatakan dari air liur dan kumannya, tapi makan bersama dengan satu sendok atau satu sumpit, berisiko tinggi menular. Misalnya ada keluarga yang terinfeksi karena selalu menggunakan sendok yang sama,” tutup dokter Ani, dokter spesialis penyakit dalam.
Ilustrasi gambar oleh Exclusive Vectors on Freepik
Bagikan ke :