Perkembangan penanganan penyakit bedah ke depan akan mengarah pada perkembangan teknologi dan peralatan yang semakin maju salah satunya dengan tindakan minimal invasif. Sejak satu dekade lalu, perkembangan penanganan kasus pembuluh darah perifer mulai menjadi perhatian kalangan dokter bedah. Perlakuan pembedahan pembuluh darah secara terbuka dan endovaskular saat ini mengalami kemajuan pesat di banyak negara Eropa dan Amerika.
Dr. Ramzi Asrial SpB(K)V adalah Dokter Spesialis Bedah konsultan Vaskular dan Endovaskular di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru mengatakan bahwa perbaikan ekonomi secara tidak langsung berimbas pada perbaikan gizi dan gaya hidup. “Pola makan yang zaman sekarang, bervariasi dan mudah di dapat, tinggi kalori dan lemak. Kurang gerak badan dan olah raga sehingga pola penyakit di Indonesia pun ikut tergeser dari kasus infeksi ke kasus metabolik dan katastropik,” ujar dokter Ramzi. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan rusak dan sumbatan pembuluh darah jadi meningkat tajam. Sakit gula dan darah tinggi terakumulasi nyata dan bermuara ke kelainan jantung, stroke, gagal ginjal, kaki diabetes dan sebagainya.
Tindakan Minimal Invasif
Meski tindakan pembedahan terbuka belum bisa tergantikan, tindakan minimal invasive berupa penggunaan ballon, stent, graft dan lainnya secara endovaskular mengalami tren kearah teknologi dan biomedis yang terus berkembang. Hal ini memacu eksistensi minimal invasif endovaskuler yang makin nyata. “Sayatan kecil, penyembuhan luka yang cepat, skala nyeri ringan dan singkat, cepat bisa berjalan dan masa inap pendek bahkan beberapa kasus dengan one day surgery membuat layanan ini makin menjadi pilihan masyarakat Indonesia yang maju dan smart,” ungkap Dokter Ramzi selaku Dokter Spesialis Bedah konsultan Vaskular dan Endovaskular Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru.
Penggunaan sarana diagnostik dan terapi yang baik dan mumpuni tentu tidak bisa lepas dalam memilih rumah sakit untuk penanganan kasus vaskuler. Keberadaan dan ketersediaan USG doppler vaskuler yang berkualitas baik, CT angiografi dengan alat CT Scan yg beresolusi tinggi dengan kerapatan potongan minimal 128 slice, MRA (Magnetic Resonance Imaging Angiografi) yang baik serta alat microskopic surgery, adanya sarana hybride OT dan cath lab adalah persyaratan untuk terlaksananya diagnostik dan pelayanan pasien penyakit pembuluh darah dengan baik dan benar.
Kasus Pembuluh Darah
Tingginya angka amputasi pada kasus diabetic foot atau kaki diabetes harusnya tidak membuat kita bangga. Diagnosa yang lambat dan penatalaksanaan tidak tepat dan delay sering membuat amputasi menjadi pilihan yang tidak disukai. Mengenal dini sumbatan pembuluh darah tidaklah sulit bagi yang peduli. Kaki serta jari dingin dan nyeri dibanding sisi lain atau orang normal usia diatas 40 tahun dan telah menderita sakit gula dan darah tinggi lama dan tak terkontrol, sering kram dan borok kaki cepat makin meluas, ini adalah faktor resiko yang harus diwaspadai. Melakukan screening dan check up pembuluh darah dini sering menyelamatkan tungkai.
“Mari kita semua mengedukasi diri untuk kenal dan tahu penyakit kita dan keluarga, konsep borok pada kaki semata karena infeksi harus di evaluasi. Sadarilah perawatan borok berlama-lama tanpa mencari penyebab pasti sering tidak hanya mengorbankan tungkai tapi juga mengorbankan ginjal dan hati karena pemberian obat obat antibiotik dan pengurang nyeri lama,” kata Dokter Ramzi.
Kasus penyakit pembuluh darah lain saat ini sudah dapat dikenali dan ditangani di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru berupa pemasangan alat stent graft pada pelebaran pembuluh darah besar di perut (aorta) dengan menggunakan tusukan kecil di pembuluh darah paha dan siku. Memberikan kemoterapi dan pengencer langsung ke target organ dengan kateter pembuluh darah, memasang payung pencegahan emboli lepas dari bekuan tungkai ke paru yang sering menyebabkan sesak dan kematian tiba-tiba.
Kasus penyakit pembuluh darah lain saat ini sudah dapat dikenali dan ditangani di Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru berupa pemasangan alat stent graft pada pelebaran pembuluh darah besar di perut (aorta) dengan menggunakan tusukan kecil di pembuluh darah paha dan siku. Memberikan kemoterapi dan pengencer langsung ke target organ dengan kateter pembuluh darah, memasang payung pencegahan emboli lepas dari bekuan tungkai ke paru yang sering menyebabkan sesak dan kematian tiba tiba.
“Mari menjaga pembuluh darah kita sendiri dengan mengenali tandanya kelainannya secara dini melalui skrinning dengan memeriksakan pembuluh darah awal. kenali diri dan pembuluh darah Anda dan yakinkan bahwa Anda lebih mengenalnya dari pada orang lain. Keep your vascular healthy will save your live,” tutup Dokter Ramzi.
Bagikan ke :