Penyakit jantung bukan lagi menjadi penyakit yang langka. Belakangan penderitanya justru dari kalangan muda. Hal itu dipicu karena pola hidup tidak sehat.
Jika sudah terkena penyakit jantung, tidak ada acara lain selain mengikuti segala aturan yang ditetapkan dokter agar tetap bertahan hidup. Karena jantung sebagai salah satu organ vital manusia, sangat perlu dijaga dengan baik. Pasien harus menjalani program yang disebut rehabilitasi jantung.
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RS Awal Bros Batam yaitu dr. Yani Christina, SpKFR mengatakan rehabilitasi jantung merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan penderita penyakit jantung untuk mencapai kondisi fisik, mental dan sosial terbaik.
“Sehingga pasien dapat mempertahankan atau mencapai kehidupan seoptimal mungkin dalam bermasyarakat dengan usahanya sendiri,” ujar dr. Yani. Ia menyebutkan program ini ditujukan kepada pasien dengan penderita miokrad infark, tindakan jantung, operasi jantung, gagal jantung yang kondisi stabil, pace maker, katup jantung, transplantasi jantung, penyakit jantung bawaan dan penyakit gangguan vaskuler.
“Terkhusus bagi pasien yang mendapat penindakan operasi jantung, maka rehabilitasi jantung ini dimulai dari sebelum operasi hingga pasca operasi dilakukan,” terangnya. Program yang sengaja dirancang untuk memulihkan gangguan jantung pasien tersebut, melibatkan tim medis yang solid dan profesional. Terdiri dari dokter jantung, dokter rehabilitasi medik, perawat, farmasi, fisioterapis, okupasi terapis, hingga ahli gizi dan tim dokter lainnya yang menyangkut kondisi pasien.
Lebih lanjut, dr. Yani menjelaskan rehabilitasi medik dilakukan dalam empat fase. Fase I adalah fase perawatan pasien. Fase ini terjadi selama perawatan dalam rumah sakit sebagai mobilisasi mandiri secara dini pasca operasi.
Terdapat elemen – elemen kunci yang harus diperhatikan dalam fase I. Diantaranya kepastian dan edukasi, koreksi terhadap kesalahpahaman gambaran penyakit jantung, assessment, faktor risiko dan rencana pemulangan pasien. Untuk fase II adalah fase pemulihan. Saat satu minggu setelah rawat jalan. Program yang dilakukan diantaranya uji jalan 6 menit, lalu dilanjutkan dengan latihan aerobic dan relaksasi.
“Pasien dikelompokkan ke dalam risiko rendah, sedang dan berat berdasarkan penyakit jantung yang dideritanya. Program yang diberikan adalah latihan teratur 3 kali seminggu selama 4-8 minggu, yang pada akhir fase II diharapkan pasien mampu berjalan 3.000 meter dalam waktu 30 menit,” papar dr. Yani. Di fase III, ditujukan untuk meningkatkan fungsi jantung. Melanjutkan fase II, program fase ini rutin diisi dengan kegiatan tiga kali seminggu selama 3-6 bulan. Harapannya agar pasien mampu berjalan 3000 – 4000 meter dalam 30 menit.
“Sedangkan fase IV menjadi program latihan jangka panjang dari aktivitas fisik untuk mempertahankan fungsi jantung dan perubahan gaya hidup,” ucap dr. Yani. Dia menambahkan program rehabilitasi jantung memiliki tujuan yang secara medis untuk meningkatkan fungsi jantung, mengurangi risiko kematian mendadak dan infrak berulang, meningkatkan kapasitas kerja, mencegah progresivitas, dan menurunkan mortalitas dan morbilitas.
Sementara secara psikologis mengembalikan percaya diri, mengurangi kecemasan dan depresi, meningkatkan manajemen stres, serta mengembalikan fungsi seksual yang baik. “Kalau secara sosial, program ini membuat pasien dapat bekerja kembali, dan dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri,” ungkapnya.
Ia menyimpulkan, rehabilitasi jantung jelas merupakan bagian penting dalam upaya penanganan penderita untuk mengembalikan kondisi penderita yang sama, atau mendekati keadaan sebelum sakit sehingga mampu kembali kepada kehidupan normalnya. “Terbukti, program rehabilitasi ini juga berperan sebagai usaha pencegahan sekunder terhadap penyakit jantung,” tutup dr. Yani
Tips Bagi Pasien yang Menjalani Program Rehabilitasi Jantung
1. Menunggu 1-2 jam setelah makan
2. Jangan berolahraga jika tidak merasa sehat
3. Memakai pakaian hangat saat kondisi udara dingin atau mempertimbangkan untuk aktivitas keluar rumah di saat cuaca dingin maupun berangin
4. Kerap membawa alat komunikasi (ponsel) jika bepergian sendiri
5. Tidak lupa membawa obat emergensi