Tuberkulosis atau biasa disingkat TB atau TBC ini adalah penyakit yang menular. Penyakit ini dapat mengenai siapa saja tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Orang lebih banyak mengenal tuberkulosis paru, namun sedikit yang tahu kalau tuberkulosis bisa berada di daerah pita suara atau laring. Sebenarnya tuberkulosis ini bisa menyerang organ tubuh apapun.
Tuberkulosis ini terjadi karena adanya kuman mycobacterium bacteri. Di Indonesia prevelensi penyakit tuberkulosis cukup tinggi. Menurut dr. Hidayatul Fitria, SpTHT-KL selaku Dokter Spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan dari Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru mengatakan bahwa penyakit tuberkulosis pita suara (laring) semakin meningkat karena adanya penyakit imunosupresif, pengaruh usia, imigran yang banyak dari daerah terjangkit TB dan terjadinya resestensi terhadap obat antituberkulosis.
“Tuberkulosis yang menyerang daerah pita suara akan menyebabkan gangguan pada suara,”ujar dokter Hidayatul Fitria. Para penderita ini akan mengalami suara yang serak ringan hingga berat (progresif) bahkan suara tersebut bisa tidak keluar sama sekali. Gejala penyakit tuberkulosis pita suara ini adalah nyeri saat menelan, termasuk ketika menelan air ludah. Selain itu gejalanya adalah batuk, berat badan menurun, lemas, nafsu makan berkurang dan keringat malam.
Jadi patut diwaspadai bilamana ada suara serak disertai nyeri saat menelan meskipun tidak selalu seperti itu, karena keluhan lain adalah suara serak disertai batuk yang cukup lama. Juga sesak nafas disertai muncul bunyi nafas (stridor) akibat sumbatan jalan nafas atas karena kumpulan kuman yang membentuk pembengkakan (tuberkuloma). Hal ini mengakibatkan pita suara tidak bisa bergerak maksimal atau bisa tertutup oleh tuberkuloma karena peradangan hebat.
Fungsi Pita Suara
Pita suara ini tidak hanya berfungsi menghasilkan suara tapi turut berperan dalam pernafasan. Saat kita bernafas maka pita suara tersebut membuka dan saat makan maka pita suara tersebut akan menutup. Pita suara ini bisa membuka, menutup, meregang dan mengendor. Manusia terlahir dengan dua pasang pita suara yaitu sepasang pita suara asli atau plika vokalis dan sepasang pita suara palsu atau plika ventrikularis.
Dokter Spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan dari Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru, dr. Hidayatul Fitria, SpTHT-KL menjelaskan bahwa pita suara adalah pembatas antara saluran nafas atas dan bawah, yakni pembatas antara tenggorok dan saluran paru. Selain itu pita suara ini mampu melindungi saluran nafas saat makan. “Oleh karena itu kerap kita jumpai seseorang yang makan sambil berbicara seringkali tersedak karena pita suara terbuka dan masuk ke saluran nafas,” terangnya.
Penularan penyakit ini memang dapat melalui udara yang dihirup masuk ke saluran nafas. Gejala infeksi kuman bisa disebabkan karena adanya faktor daya tahan tubuh yang menurun, virulensi atau daya tular kuman dan jumlah kuman yang ada dalam tubuh. ‘’Tuberkulosis yang menyerang daerah pita suara dikarenakan dahak yang telah terinfeksi di paru kontak langsung dengan laring. Selain itu, penyebaran kuman mycobakterium tuberkulosis dapat melalui darah ataupun jaringan limfatik yang mencapai daerah pita suara,” jelas Dokter Hidayatul Fitria.
Pemeriksaan Tuberkulosis Pita Suara
Bila seseorang sudah menderita tuberkulosis pada pita suara, infeksi awal adalah lapisan subeptelial akan merah, bengkak dan berlansung infiltrasi sel-sel eksudat. Kemudian terbentuk granuloma turberkel yaitu semacam benjolan yang lunak. Tuberkel yang berdekatan kemudian bersatu dan meregang lapisan mukosa diatasnya, akhirnya pecah membentuk ulserasi.
Ulkus yang terbentuk besar dan dangkal dan ditutupi oleh perkijuan. Pada keadaan ini pasien mulai merasakan nyeri terutama saat menelan karena waktu menelan daerah pita suara terangkat, gerakan ini semakin merangsang rasa nyeri. Apabila ulkus ini sampai ke tulang rawan daerah pita suara maka akan meninggalkan jaringan mati yang berbau, dan biasanya keadaan penderita bisa sangat buruk dan dapat berakibat fatal.
Pemeriksaan tuberkulosis pada pita suara akan dilakukan oleh dokter THT melalui pemeriksaan fiber optik laringoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukan suatu alat seperti selang kecil melalui hidung terus ke tenggorok dan daerah pita suara. Evaluasi pun akan dilakukan dengan melihat gambaran berupa ulkus yang banyak dan tersebar disertai lesi hipertrofik atau semacam pembengkakan pada beberapa tempat. Secara makro, tuberkulosis daerah pita suara mempunyai empat tipe yaitu tipe granulomatous, ulseratif, polipoid dan nonspesifik.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan rontgen dada untuk melihat kondisi paru. Apabila dari pemeriksaan tersebut terdapat tuberkulosis di paru juga, maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan dahak. “Pada akhirnya pengobatan tuberkulosis daerah pita suara dan paru disembuhkan secara bersamaan dengan obat yang sama,”kata Dokter Hidayatul Fitria.
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang dapat disembuhkan. Lama pengobatan berkisar sekitar enam bulan dan pada beberapa kasus bisa sampai sembilan bulan. Supaya pengobatan berhasil penderita harus patuh dan disiplin minum obat. Bila terjadi alpa dalam mengonsumsi obat tersebut makan terapi akan dimulai dari awal. Kondisi ini akan membuat lama masa pengobatan dan memiliki resiko terjadi resistensi obat.
“Tindakan operatif dilakukan bilamana terjadi sumbatan jalan nafas atas karena adanya tuberkulosis daerah pita suara. Hal ini terjadi akibat fiksasi pita suara oleh infeksi kuman, sehingga tidak bisa membuka jalan nafas. Tindakan ini disebut trakheostomi sebagai jalan untuk bypass jalan nafas agar sesak dapat teratasi,” imbuh dr. Hidayatul Fitria, SpTHT-KL selaku Dokter Spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan dari Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru.
Ilustrasi Gambar: freepik.com
Bagikan ke :