Mengapa rasa nyeri terjadi? Memahami pengertian dari rasa nyeri dan beberapa alasan kenapa seseorang mengalami rasa nyeri dengan cara yang berbeda-beda. Di tubuh kita, rasa nyeri adalah kejadian umum dan kadang kala mempengaruhi rutinitas sehari-hari. Jika rasa nyeri dibiarkan tanpa penanganan atau dirawat secara tidak tepat maka rasa nyeri dapat menjadi kronis.
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial. Nyeri dapat mengenai semua orang, tanpa memandang jenis kelamin, umur, ras, status sosial, dan pekerjaan.
Dua tipe nyeri adalah Nyeri Nesiseptif dan Nyeri Neuropatik. Apa bedanya?
Nyeri ada dua tipe yakni nesiseptif dan neuropatik. Nosiseptif adalah nyeri yang disebabkan oleh kerusakan jaringan, proses penyakit ataupun fungsi abnormal dari otot atau organ dalam. Contohnya nyeri tertusuk paku, nyeri karena benturan, dan lain-lain. Nyeri adalah penyakit yang bersifat akut dan merupakan respon dari stimulus luar. Sedangkan neuropatik adalah nyeri yang ditimbulkan oleh kerusakan saraf atau disfungsi saraf seperti pada diabetes mellitus, herpes zoster, HNP, Trigeminal Neuralgia, Siringomielia, dan lain-lain. Nyeri bersifat kronis dan spontan (tanpa rangsangan dari luar pasien tetap merasakan nyeri).
Penanganan utama pada nyeri nosiseptif adalah pemberian anti radang (NSAID/non steroid anti-inflammatory drugs) karena yang mendasari nyeri ini adalah proses inflamasi (radang). Sedangkan nyeri neuropatik sampai saat ini, penanganannya masih merupakan tantangan besar bagi dunia kedokteran. Karena pada nyeri neuropatik sudah terjadi kerusakan saraf, apabila tidak ditangani dengan baik biasanya keluhan nyeri akan dirasakan dalam jangka waktu lama bahkan menetap, hal ini sesuai dengan sifat jaringan saraf itu sendiri yang regenerasinya tidak sempurna seperti jaringan lain. Terapi medika mentosa (obat-obatan) yang sering digunakan untuk nyeri neuropatik adalah anti depresan seperti TCA, SSRI, Anti konvulsan seperti Carbamazepin, fenitoin, Opioid. Prinsip pemberian terapi nyeri berdasarkan skala nyeri (visual analog scale /skala 0-10) dan berdasarkan mekanisme nyeri itu sendiri (nosiseptif atau neuropatik).
Penanganan nyeri yang lebih advance bisa dilakukan dengan tindakan pain intervention untuk membantu penegakan diagnostik sekaligus mengurangi keluhan nyeri. Di bidang neurologi sendiri, tindakan intervensi nyeri yang sering dilakukan adalah facet block intervention yaitu memberikan injeksi analgetik dengan bantuan teknologi X-Ray yang canggih sebagai panduan selama prosedur tindakan dilaksanakan.
Penderita nyeri neuropatik wajib mengetahui terapi yang dilakukan hanya untuk mengurangi rasa nyeri. Di RS Awal Bros Pekanbaru injeksi analgetik dengan X-Ray digunakan untuk terapinya. Dan penggunaan alat ini dapat mengurangi risiko terhadap salahnya pemberian terapi obat-obatan.
Mengetahui penyebab nyeri adalah langkah pertama penyembuhan
Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi neuropatik dilakukan untuk meredakan gejala yang muncul. Selain itu, pengobatan juga dilakukan untuk mengatasi penyebab dasar yang mengakibatkan munculnya neuropatik. Jadi, pengobatan tergantung pada faktor atau kondisi yang menyebabkan neuropatik sejak awal. Kebanyakan, jika penyebab dasarnya terobati, maka neuropatik yang terjadi juga akan hilang atau sembuh dengan sendirinya.
Khususnya pada neuropatik diabetes, pengaturan kadar gula dan terus memonitor kadar gula dalam darah agar tidak melebihi batas normal akan sangat penting dalam membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada bagian saraf yang sudah terpengaruh. Jika neuropatik yang muncul karena adanya tekanan atau terhimpitnya saraf akibat tumor, maka kondisi ini bisa ditangani dengan prosedur operasi. Neuropatik karena penyakit autoimun, infeksi, penyakit ginjal, defisiensi vitamin, efek samping obat, trauma atau cedera, dan penyebab dasar lain akan membutuhkan penanganan berbeda. Sedangkan pada neuropatik akibat kekurangan nutrisi, defisiensi vitamin, atau karena kecanduan minuman keras, bisa dicegah dengan pola makan seimbang dan membatasi konsumsi alkohol.
Untuk penanganan nyeri ini, harus diketahui terlebih dahulu apa penyebabnya. Bagi masyarakat yang mengalami rasa nyeri segera periksakan diri ke dokter, jangan sampai terlambat.
Narasumber :
Dokter Spesialis Saraf RS Awal Bros Pekanbaru
dr Riki Sukiandra SpS
Ilustrasi gambar oleh The Pain Center
Artikel terkait:
Bagikan ke :