Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam faktor seperti bakteri, virus, jamur atau benda asing yang masuk ke saluran atau parenkim paru. Sebagai contoh, benda asing seperti makanan atau cairan lambung yang masuk ke paru-paru pada saat tersedak dapat menyebabkan infeksi paru yang kita sebut dengan pneumonia aspirasi. Terjadinya pneumonia pada usia lanjut dipengaruhi oleh faktor bakteri atau virus atau protozoa yang menginvasi. Selain itu, munculnya pneumonia juga dipengaruhi oleh penurunan daya tahan tubuh dan penurunan mekanisme pertahanan saluran napas. Hal ini berlanjut pada terbentuknya secret yang mengandung banyak bakteri atau virus atau parasit yang kemudian turun sampai ke organ terkecil paru dan menyebabkan peradangan dan infeksi saluran nafas bagian bawah.
Gejala Pneumonia pada usia lanjut salah satunya adalah penurunan nafsu makan
Gejala pneumonia yang paling utama adalah demam tinggi yang menyerang. Namun, jarang ditemukan demam pada pneumonia pada usia lanjut.
Gejala pneumonia pada usia lanjut lainnya dapat dilihat dari pola makan. Penurunan nafsu makan drastis dalam beberapa hari belakangan mungkin merupakan pertanda pneumonia. Gejala lain adalah batuk berdahak (dahak biasa berwarna kekuningan atau kehijauan) disertai sesak napas, pernapasan cuping hidung, dan penggunaan otot-otot pernapasan dada berlebihan.
Kondisi pneumonia yang lebih lanjut dapat menyebabkan perubahan kesadaran. Penderita dapat menjadi cenderung tidur atau meracau dan gelisah. Kewaspadaan care giver (seseorang yang merawat usia lanjut) di rumah sangatlah penting. Pengetahuan idetifikasi dini adanya perubahan pola pada orang usia lanjut yang dirawat akan dapat membantu pengobatan lebih dini. Bila pada orang usia lanjut menemukan gejala-gejala seperti di atas, maka segeralah periksakan ke dokter.
Penanganan pneumonia pada usia lanjut adalah hal krusial
Mengapa penting sekali mengetahui adanya pneumonia pada usia lanjut? Pada usia lanjut, terjadi penurunan daya tahan tubuh karena faktor usia. Selain itu, pneumonia pada usia lanjut juga cenderung mengalami penurunan aktivitas gerak fisik dan asupan makan yang tidak lengkap. Oleh sebab itu, kelompok usia ini sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Pneumonia atau infeksi paru merupakan salah satu penyebab terbanyak infeksi berat pada usia lanjut yang dapat mengakibatkan kematian.
Pemeriksaan pneumonia ketika ditemukan gejala. Infeksi paru ditegakkan dengan pemeriksaan wawancara, pemeriksaan fisik yang seksama yang dibantu dengan pemeriksaan laboratorium, rontgen dada, dan pengambilan sampel dahak untuk mengetahui penyebab pasti infeksi. Pengobatan diberikan berdasarkan penyebab terjadinya infeksi berupa antibiotik, cairan yang cukup, serta kadar asupan nutrisi yang cukup. Pengenalan adanya infeksi pada populasi usia lanjut berbeda dari usia muda. Hal ini dikarenakan gejala klasik yang ditimbulkan oleh infeksi seperti demam kadang tidak muncul pada populasi usia ini.
Pencegahan Pneumonia pada usia lanjut menurut dokter Rumah Sakit Awal Bros
Bagaimana pneumonia pada usia lanjut ini dicegah? Udara adalah faktor yang potensial dalam menyebarkan penyakit Pneumonia. Oleh sebab itu, yang paling utama adalah menghindari paparan rokok, polusi udara, dan tempat keramaian. Lokasi-lokasi tersebut berpotensi menyebabkan penularan bakteri atau virus atau parasit melalui udara.
Penderita Pneumonia dan ISPA. Jika kontak dengan penderita Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), maka orang-orang usia lanjut harus lebih hati-hati dan menggunakan masker. Orang yang menderita ISPA sebaiknya memperhatikan etika batuk yang baik pada saat batuk atau bersin sehingga tidak menular kan ke orang lain. Membiasakan konsumsi nutrisi yang cukup tentu dibutuhkan untuk menjaga stabilisasi daya tahan tubuh.
Pencegahan Pneumonia dengan vaksinasi. Populasi usia lanjut saat ini telah disarankan untuk mendapatkan vaksinasi atau imunisasi Pneumonia. Pemberian vaksin atau imunisasi adalah 1 kali seumur hidup pada usia ≥ 60 tahun dan diberikan 2 kali seumur hidup pada pasien dengan usia < 60 tahun. Vaksinasi atau imunisasi ini mencegah terjadinya infeksi yang berat sehingga menurunkan tingkat mortalitas (kematian) pada pasien usia lanjut yang terkena pneumonia.
Pencegahan perburukan infeksi paru ini juga dapat dilakukan dengan pengenalan dini gejala dan memeriksakan diri segera ke fasilitas kesehatan terdekat. Apabila dalam 2 hari gejala tidak membaik, maka sebaiknya segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Konsumsi antibiotik yang diresepkan sampai tuntas dan tidak mengonsumsi antibiotik sembarangan akan mencegah pertumbuhan bakteri.
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar membantu menurunkan risiko pneumonia
Kebersihan lingkungan sekitar tetap memegang peranan penting dalam kendali infeksi. Sirkulasi udara yang baik di dalam ruangan tempat tinggal lansia, paparan sinar matahari, dan banyak bergerak akan menurunkan risiko pneumonia pada usia lanjut.
Narasumber:
dr.Irma Wahyuni, SpPD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
Ilustrasi gambar oleh Freepik
Artikel terkait:
Bagikan ke :