Toksoplasma bukan suatu kuman, bakteri dan virus. Tetapi merupakan parasite yang tergolong protozoa yang dikenal toksoplasma gondii. Toksoplasma ini dapat hidup dan menyerang pada hampir semua hewan dan manusia.
Umumnya penyakit ini ditularkan kucing yang dapat menjadi dalang penyebaran toksoplasma. “Di dalam tubuh kucing, parasite toksoplasma mampu berkembang biak dengan proses perkawinan dan tanpa perkawinan. Pada perkawinan, toksoplasma akan menghasilkan ookista atau telur yang sangat kecil. Ookista toksoplasma ini hanya dapat dikeluarkan kucing,” ujar dr. Tjahtja Sanggara, SpOG-WALS, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS Awal Bros Batam.
Melalui ookista inilah kemudian toksoplasma tersebar pada makhluk lainnya seperti kucing, anjing, sapi, kambing, domba, semua jenis satwa dan mamalia, termasuk manusia. Parasit berbahaya ini juga bisa ada pada daging dan telur setengah matang, buah – buahan atau sayuran dan tercemar oosit toksoplasma.
Dan jika mengenai wanita yang hamil, bisa mengakibatkan efek cukup berbahaya. Terlebih berdasar penelitian sekitar 40 persen wanita hamil yang menderita toksoplasma pada awal kehamilan, membuat janin terinfeksi. Dan 15 persen mengalami abortus atau kelahiran dini. Sebanyak 17 persen janin terinfeksi pada trisemester pertama, 24 persen pada trisemester kedua dan 62 persen pada trisemester ketiga. Namun 90 persen bayi terinfeksi juga dapat lahir dengan normal.
“Toksoplasma pada bayi dapat berakibat fatal, seperti terjadinya kelainan saraf, mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan,” ungkap dr. Tjahja. Hal ini juga perlu dipahami apabila terjadi gangguan fungsi saraf, maka akan mengakibatkan keterlambatan perkembangan psikomotorik. Bentuk gangguan itu antara lain, retardasi mental atau gangguan kecerdasan maupun keterlambatan perkembangan bicara, serta kejang dan kekauan yang akhirnya menimbulkan keterlambatan perkembangan motoric.
Infeksi yang terjadi pada bayi juga berpotensi menyebabkan cacat bawaan, terutama bila terjadi pada usia kehamilan awal sampai 3 bulan. Dengan pemeriksaan dan pengobatan secara dini, penularan pada bayi disa ditekan. “Cara paling efektif mengetahui apakah calon ibu terinfeksi toksoplasma atau tidak adalah melalui pemeriksaan laboratorium. Itu karena, diagnosa secara klinis sulit dilakukan mengingat gejalanya yang tak khas,” ujar dr. Tjahja
Namun yang penting toksoplasma tak hanya menyerang wanita hamil. Karena parasite ini bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Sebagian besar orang terinfeksi toksoplasma telah membentuk kekebalan tubuh sehingga parasite toksoplasma tidak berkembang dan terbungkus dalam kista yang terbentuk dari kerak perkapuran (klasifikasi).
Bagikan ke :