Sobat Awal Bros, fenomena kabut asap yang terjadi akir – akhir ini di wilayah Kalimantan, Sumatera, dan Kepulauan Riau membuat panik dan resah banyak orang yang terkena dampaknya. Selain jarak pandang yang menurun akibat kabut asap, banyak juga aktifitas tansportasi udara / penerbangan yang dibatalkan akibat dampak kabut asap. Selain berdampak bagi sejumlah transportasi udara di wilayah tersebut, kabut asap juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Kualitas udara yang tidak sehat akibat kabut asap bisa menimpulkan beragam penyakit, tidak hanya ISPA, efek dari kabut asap juga berujung pada kanker paru maupun jantung. Dokter spesialis Paru RS Awal Bros Batam dr. Widya Sri Hastuti, SpP, FCCP, FAPSR mengatakan kabut asap mengandung unsur berbahaya yang biasa disebut adikal bebas.
Diantaranya terdapat gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, karbon dioksida, dan beragam endapan – endapan lainnya. “Dalam paparan jangka panjang, hal itu dapat memicu terjadinya penurunan fungsi paru – paru yang bisa menyebabkan kanker paru maupun perburukan penyakit jantung,” ucap dr. Widya.
Namun secara teori, untuk menjadi kanker paru butuh paparan karsinogen dalam waktu panjang dan berkelanjutan, seperti pada seseorang perokok. Sedangkan dalam kasus kabut asap warga tentunya tak lagi terpapar karsinogen jika bencana asap berakhir. “Tubuh memiliki kemampuan untuk membersihkan kembali ketika menghirup udara segar. Jadi kalau sekarang menghirup udara kotor, lalu besoknya menghirup udara bersih (segar) maka pembersihan tubuh akan bekerja,” terang dr. Widya.
Sementara dalam jangka pendek, selain ISPA, kabut asap juga menyebabkan iritasi pada selaput lendir, mudah terserang infeksi, rasa perih dan tidak nyaman pada tenggorokan, juga menyebabkan sakit kepala hingga mual. Pada kelompok rentan seperti anak – anak, ibu hamil, dan orang dengan penyakit kronik, akan mudah terserang asma, pneumonia, dan bronchitis. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dr. Widya menyarankan agar mengurangi aktivitas di luar rumah dan hindari menambah polusi di dalam ruangan seperti merokok dan menyalakan lilin. Ia menganjurkan menggunakan AC dengan mode recirculate, meggunakan air purifier dan air cleaner, dan lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi antioksidan yang terdapat pada sayur dan buah. “Ketika di luar ruangan maka penggunaan masker sangat dianjurkan. Termasuk mengonsumsi lebih banyak air putih,” ujar dr. Widya
Bagikan ke :