Sobat Awal Bros, kebutaan masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah Glukoma. Di Indonesia, Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak. Jumlah penderitanya terus meningkat tanpa banyak masyarakat ketahui. Oleh karena itu Glaukoma kerap disebut sebagai si pencuri penglihatan. Data terakhir dari Riskedas 2007 menunjukkan prevelansi penderita Glaukoma di Indonesia adalah 4,6 per 1000 penduduk.
Penyakit glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh kerusakan saraf mata (saraf optik) dan penyempitan lapang pandang dengan faktor risiko utama adalah peningkatan tekanan bola mata. Galukoma umumnya terjadi pada usia di atas 40 tahun. Angka kejadian galukoma adalah sekitar 3 persen dari total populasi Indonesia. Kebutaan karena galukoma tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dicegah bila terdeteksi pada fase dini.
Dr. Hafizah, SpM Dokter Spesialis Mata RS Awal Bros Batam mengatakan bahwa Galukoma terdiri dari empat jenis yakni, Glaukoma Primer sudut terbuka, Galukoma Primer sudut tertutup, Glaukoma Sekunder, Glaukoma Kongenital.
Glaukoma Primer sudut terbuka umunya terjadi pada usia lanjut. Jaringan trabekulum sebagai saluran keluar cairan akuos agak tersumbat, sehingga tekanan bola mata meninggi perlahan dan saraf optic juga rusak secara perlahan. Hal inilah yang biasanya tidak disadari pasien, karena kebutaan terjadi secara perlahan tanpa keluhan yang berarti. Pasien akan baru menyadari saat kelainan sudah parah (melihat seperti di dalam terowongan) dan hal ini tidak dapat lagi dipulihkan dengan cara apapun.
Galukoma primer sudut tertutup yaitu jenis galukoma yang lebih sering ditemukan karena keluhannya yang nyata. Sudut bilik mata depan tertutup secara mendadak, menyebabkan aliran akuos sama sekali tersumbat sehingga tekanan bola mata mendadak tinggi dengan gejala yang sangat menyiksa bagi pasien. Gejala terutama adalah nyeri hebat pada mata sampai kepala, bahkan kadang sampai mual dan muntah, penglihatan mendadak kabur sampai buta dan mata tampak merah. Bila pengobatan terlambat akan menimbulkan kebutaan permanen.
Glaukoma Sekunder yaitu terjadi karena sudut bilik mata depan rusak atau tersumbat yang disebabkan oleh kelainan pada mata sendiri atau penyakit sistemik seperti tumor mata, peradangan dalam bola mata, diabetes mellitus, katarak dan obat – obatan tertentu (Steroid).
Glaukoma Kongenital, jenis glaukoma yang jarang dijumpai. Kelainan terjadi sejak lahir, dimana sudut bilik mata depan tidak terbentuk secara normal, sehingga aliran cairan akuos tidak lancar. Akibatnya tekanan di dalam bola mata meningkat terus, menyebabkan bola mata terlihat lebih besar dari normal (Buftalmos), kornea mata tampak keruh seperti berkabut, peka terhadap cahaya (takut melihat cahaya) dan sering berair.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Glaukoma adalah dengan deteksi dini melalui skrining. Skrining kesehatan mata biasanya dilakukan setiap 2-4 tahun pada kelompok usia dibawah 40 tahun, setiap 2 tahun pada kelompok usia di atas 40 tahun, dan setiap 1 tahun pada kelompok dengan riwayat keluarga menderita glaucoma. Selain itu gaya hidup sehat perlu diterapkan untuk mencegah terjadinya galukoma. Diet gizi seimbang, istirahat yang cukup dan pengelolaan stress yang baik adalah beberapa cara untuk menghindari glaucoma.
Narasumber: dr. Hafizah, SpM
Bagikan ke :