Bedah Laparoskopi atau bedah teropong merupakan tindakan operasi yang dilakukan melalui sistem mini dinding perut dan memasukkan teropong kamera ke dalam perut. Bila dibandingkan dengan tindakan bedah konvensional, dimana rata-rata membutuhkan sayatan minimal 10 cm, tindakan laparoskopi hanya membutuhkan sayatan sebesar 1 cm. Laparoskopi dapat dilakukan di Rumah Sakit Awal Bros dengan tim dokter bedah laparoskopi ginekologi yang terlatih.
Keuntungan dan Efek Samping Bedah Laparoskopi
Pada bedah laparoskopi, sayatan yang dilakukan sangat kecil, sehingga luka bekas operasi hampir tidak terlihat. Selain itu rasa sakit juga minimal karena luka operasi kecil dan tidak melukai otot. Usai bedah laparoskopi, pemulihan dan penyembuhan pasien pun cepat. Perawatan di Rumah Sakit akan lebih singkat, sekitar 1-2 hari sehingga pasien dapat kembali beraktivitas dengan cepat.
Efek samping yang dapat muncul adalah infeksi, perdarahan, nyeri pada bekas sayatan, kembung, mual, serta hal-hal lainnya. Namun dokter akan memberikan obat-obatan untuk mencegah efek samping yang mungkin terjadi.
Operasi yang Dapat Dilakukan Dengan Bedah Laparoskopi
BEDAH
- Operasi usus buntu (appendicitis)
- Batu kandung empedu (cholecystitis, cholelithiasis)
- Perlengkapan usus
- Operasi pada lambung, usus halus, dan usus besar
KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
- Menilai status kesuburan
- Membetulkan posisi rahim
- Memisahkan perlengketan
- Endometriosis
- Terapi kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan)
- Kistektomi (pengangkatan kista) dan Miomektomi (pengangkatan miom). Miomektomi membutuhkan dokter ahli bedah berketerampilan khusus yang sudah ahli.
- Histerektomi (pengangkatan rahim)
- Sterilisasi atau ligasi
- Terapi abses rongga panggul
Persiapan Bedah Laparoskopi
Sebelum melakukan laparoskopi, sebaiknya pasien berkonsultasi dengan dokter dengan rinci. Termasuk mendiskusikan faktor-faktor risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. Pastikan untuk mengabari dokter pengobatan yang sedang diambil, sehingga dokter bisa menyarankan mana obat yang perlu dihentikan sementara dan mana yang tetap dilanjutkan. Persiapan lain yang biasanya perlu dilakukan adalah puasa minimal 6 jam sebelum melakukan laparoskopi. Selain itu, pasien mungkin diminta untuk melakukan pemeriksaan laboratorium darah, urin, rekam jantung (EKG), serta Rontgen. Pada beberapa kasus, dibutuhkan pemeriksaan USG, CT Scan, atau MRI terlebih dulu.