Ibu yang sedang hamil perlu berhati-hati manakala sedang menjalani pengobatan dan akan mengonsumsi suatu obat. Sikap ini didasari kenyataan terpengaruhnya calon bayi bila ibu hamil menggunakan obat. Obat juga dapat sampai pada bayi melalui ASI bila ibu yang menyusui meminum obat. Dalam keadaan tertentu, penggunaan obat pada ibu hamil dan menyusui tidak bisa dihindari karena membiarkan penyakit tanpa diobati seringkali lebih berbahaya dibanding risiko minum obatnya. Namun, sikap ini tidak perlu terlalu berlebihan hingga ketakutan untuk mengkonsumsi obat. Yang perlu diingat adalah hindarilah pemakaian obat yang tidak perlu dan tidak diketahui keamanannya serta harus memperhatikan manfaat dan resikonya. Secara umum, masa kehamilan terbagi dalam tiga trimester, masing-masing tiga bulan. Penggunaan obat pada trimester pertama memiliki risiko lebih besar untuk menimbulkan dampak berbahaya bagi janin, seperti kecacatan pada janin. Sedangkan, pada trimester kedua dan ketiga risiko tersebut sedikit berkurang, meskipun dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Pada masa menyusui, obat dapat sampai pada bayi melalui ASI. Tidak semua obat dapat melalui ASI, tergantung pada kelarutan obat dalam lemak atau sifat asam-basanya. Namun begitu, penggunaan obat pada ibu menyusui tetap perlu menjadi perhatian.
Karena itu, pemberian obat pada ibu hamil dan menyusui perlu diperhatikan. Bila Anda sedang hamil atau menyusui, sampaikan pada dokter yang merawat Anda. Namun, bila obat yang dibeli tanpa resep dokter, tanyakan pada apoteker.
Ibu hamil dan menyusui perlu berhati-hati saat mengonsumsi obat
Pada Ibu hamil, selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologi yang mempengaruhi nasib obat di dalam tubuh. Perubahan tersebut meliputi Motilitas (pergerakan) saluran cerna berkurang dan berdampak pada kecepatan absorpsi/penyerapan obat. Adanya peningkatan cairan tubuh sehingga terjadi peningkatan volume darah dan berdampak pada distribusi obat di dalam tubuh. Penurunan protein plasma sehingga terjadi peningkatan efek obat. Peningkatan aliran darah di ginjal sehingga mempengaruhi ekskresi obat di dalam tubuh. Perpindahan obat dari ibu ke janin melalui plasenta dan hal ini memberikan efek yang bervariasi terhadap janin, mulai dari tidak menimbulkan efek apapun hingga berefek negative seperti kecacatan atau gangguan perkembangan janin.
Pada ibu menyusui, hampir semua obat yang diminum oleh ibu menyusui terdeteksi di dalam ASI, untungnya konsentrasi obat di ASI umumnya rendah. Konsentrasi obat dalam darah ibu adalah faktor utama yang berperan pada proses transfer obat ke ASI selain dari faktor-faktor fisiko-kimia obat. Efek obat pada bayi mungkin dapat berbeda dengan orang dewasa. Hal ini karena proses penyerapan, distribusi, metabolism dan ekskresi (pengeluaran) obat pada bayi yang belum sempurna.
Tips yang aman mengkonsumsi obat bagi ibu hamil dan menyusui
Pertimbangkan mengatasi penyakit tanpa menggunakan obat, terutama pada 3 bulan pertama
kehamilan dan ibu menyusui, Ibu hamil disarankan tidak minum obat atau suplemen vitamin
yang dijual bebas tanpa seizin dokter atau bidan yang merawat kehamilan, Hindari minum jamu
kemasan kering ataupun obat tradisional yang tidak memiliki ijin dari BPOM. Sebaiknya ibu
hamil tidak mengkonsumsi obat resep dokter dan obat tradisional (obat alternative) dalam
waktu bersamaan tanpa berkonsultasi dengan tenaga medis atau dokter yang merawat Anda.
Jangan lupa selalu menginformasikan pada dokter atau bidan yang merawat, bahwa ibu dalam
kondisi hamil atau menyusui. Hal ini penting agar dokter atau bidan akan meresepkan obat
yang aman.
Sedapat mungkin pilih obat-obatan yang telah dipakai secara luas dan terbukti aman daripada obat baru atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis. Gunakan obat dengan dosis efektif terkecil dan dalam jangka waktu sesingkat mungkin. Hindari penggunaan obat dalam jumlah banyak (polifarmasi). Pastikan ibu hamil dan menyusui mengunjungi apotek yang sudah terpercaya untuk mendapatkan obat yang bermutu. Minum air putih yang cukup untuk mengurangi reaksi obat terhadap fungsi hati dan ginjal. Jangan lupa untuk mencatat reaksi alergi dari obat dan jenis obat baru yang diresepkan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Segera ke dokter atau bidan bila setelah minum obat lalu ibu hamil mengalami keluhan mual muntah, nyeri kepala hebat, jantung berdebar-debar dan keringat dingin, gatal-gatal seluruh tubuh, mata bengkak dan sebagainya. Selalu memeriksa tanggal kadaluarsa, bentuk kemasan, tampilan dari obat yang ibu hamil terima dari apotek atau toko obat. Sedapat mungkin hindari atau hentikan sementara menyusui selama mengkonsumsi obat-obatan. Jika suatu obat digunakan selama menyusui, maka bayi harus dipantau secara cermat terhadap efek samping yang mungkin terjadi
Obat yang aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui
Berikut ini obat yang aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui, yaitu antibiotik golongan penisiin, sefalosporin, eritromisin, klindamisin. Anti jamur seperti krim vagina. Multivitamin, obat asma seperti obat inhalasi yang mengandung steroid, obat sakit maag seperti antasida dan antiulkus, Antihipertensi golongan metildopa, obat alergi seperti obat semprot hidung, obat anti mual seperti vitamin B6, obat pengurang rasa sakit yaitu asetaminofen.
Obat yang tidak aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui
Obat antiinflamasi nonsteroid yaitu asam mefenamat, terutama pada usia kehamilan ketujuh sampai kesembilan, obat cacing seperti mebendazol, obat asma seperti salbutamol, obat sembelit, obat migren, obat rematik, dan obat jerawat.
Narasumber :
Dr. Dina Fauzia, SpFK
Dokter Spesialis Farmakologi Klinik