advertisement

Kenali Pengapuran Lutut Sejak Dini

img detail news

Osteoarthritis lutut, atau yang sering dikenal masyarakat sebagai “pengapuran lutut”, merupakan salah satu penyebab nyeri lutut paling sering pada orang dewasa, terutama usia lanjut. Secara global, diperkirakan lebih dari 500 juta orang di dunia hidup dengan osteoarthritis, dan sekitar 60% kasusnya mengenai sendi lutut. Di Indonesia sendiri, penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 15% penduduk berusia di atas 40 tahun mengalami keluhan osteoarthritis lutut, dengan angka yang terus meningkat seiring bertambahnya usia dan gaya hidup yang kurang sehat.

Kondisi ini terjadi karena kerusakan bertahap pada tulang rawan sendi lutut, sehingga pergerakan menjadi kaku, nyeri, bahkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Meskipun sering dianggap sebagai penyakit “menua”, faktanya osteoarthritis lutut bisa dicegah atau setidaknya diperlambat perjalanannya. Hal ini penting karena pengapuran lutut bukan hanya menimbulkan rasa sakit, tetapi juga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.

Mengapa Osteoarthritis Lutut Bisa Terjadi?

  • Usia: risiko meningkat seiring bertambahnya usia.

  • Berat badan berlebih (obesitas): beban lutut menjadi lebih berat sehingga mempercepat kerusakan sendi.

  • Cedera lutut sebelumnya: riwayat trauma atau patah tulang di sekitar lutut bisa meningkatkan risiko.

  • Aktivitas berulang: pekerjaan yang memberi tekanan berulang pada lutut (misalnya sering jongkok atau mengangkat beban berat).

  • Faktor genetik: adanya riwayat keluarga dengan osteoarthritis.

Gejala yang Perlu Dikenali

  • Nyeri lutut saat bergerak atau setelah aktivitas.

  • Kekakuan sendi terutama setelah duduk lama atau bangun tidur.

  • Pembengkakan atau rasa hangat di lutut.

  • Lutut terasa lemah dan sulit menopang tubuh.

Gambaran pada Foto Rontgen (X-ray)

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan rontgen lutut untuk memastikan adanya osteoarthritis. Pada orang awam, hasil rontgen dapat terlihat seperti “ruang antar tulang lutut yang semakin menyempit” karena bantalan tulang rawan yang menipis. Selain itu, kadang tampak seperti ada “taji tulang” kecil di tepi sendi (disebut osteofit), yang sering dianggap sebagai tanda pengapuran. Pada kasus yang lebih berat, tulang lutut bisa terlihat saling menempel karena bantalan sendi sudah habis. Penjelasan sederhana ini dapat membantu pasien memahami mengapa lutut terasa nyeri dan kaku.

Pencegahan Osteoarthritis Lutut

  • Jaga berat badan ideal: setiap kenaikan 1 kg berat badan dapat menambah beban sekitar 3–4 kg pada lutut.

  • Aktivitas fisik teratur: olahraga seperti jalan kaki, statis, atau berenang dapat memperkuat otot sekitar lutut tanpa memberi tekanan berlebih.

  • Latihan kekuatan otot: otot paha yang kuat dapat membantu menopang sendi lutut.

  • Gunakan alas kaki yang nyaman: sepatu dengan sol empuk dapat membantu mengurangi tekanan pada sendi.

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang: perbanyak sayur, buah, sumber protein sehat, dan makanan kaya kalsium serta vitamin D untuk kesehatan tulang dan sendi.

  • Hindari cedera: lakukan pemanasan sebelum olahraga, gunakan teknik yang benar saat mengangkat beban.

Osteoarthritis lutut memang sering dijumpai pada usia lanjut, namun bukan berarti tidak bisa dicegah. Dengan gaya hidup sehat, menjaga berat badan, serta rutin beraktivitas fisik, risiko pengapuran lutut dapat ditekan. Kenali gejalanya sejak dini, lakukan langkah pencegahan, dan jangan ragu berkonsultasi dengan dokter bila lutut mulai sering terasa nyeri. Konsultasikan diri Anda di RS Awal Bros terdekat. Booking jadwal dokter dapat melalui Aplikasi Halo Awal Bros atau menghubungi 1500088

Artikel oleh : dr. Roberto Daniel Halomoan Hutapea, Sp.Rad (Dokter Spesialis Radiologi RS Awal Bros Ujung Batu)

Bagikan

Pusat Janji Temu

RS Awal Bros

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22:00 WIB Layanan Booking Mandiri Bisa Kapanpun dan Dari Manapun via Website dan Aplikasi

Reservasi Sekarang