Nyeri lutut yang berkepanjangan sering kali menjadi keluhan banyak orang, terutama di usia lanjut. Salah satu penyebab terseringnya adalah osteoartritis (OA), yaitu penyakit sendi degeneratif yang terjadi ketika tulang rawan (cartilage) yakni lapisan pelindung di ujung tulang sendi mengalami kerusakan dan penipisan secara bertahap. Akibatnya, tulang saling bergesekan dan menimbulkan nyeri, kaku, bengkak, serta keterbatasan gerak.
.
Osteoartritis paling sering menyerang sendi lutut, panggul, tulang belakang, dan jari tangan. Faktor usia menjadi penyebab utama, tetapi kelebihan berat badan, cedera sendi, kelainan bentuk tulang, dan riwayat keluarga juga meningkatkan risiko seseorang mengalaminya. Penyakit ini bersifat progresif, artinya, bila tidak ditangani, kerusakan sendi akan semakin parah dan akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, naik tangga, bahkan berdiri lama.
.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sekitar 7,3% penduduk Indonesia mengalami gangguan sendi, dan angka ini meningkat tajam pada kelompok usia lanjut: 15,5% pada usia 55–64 tahun serta 18,6% pada usia 65–74 tahun. Beberapa studi juga mencatat bahwa prevalensi osteoartritis lutut mencapai 12–15% pada populasi dewasa, menandakan bahwa gangguan lutut merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar dan semakin sering dijumpai di Indonesia.
.
Apa Itu Total Knee Replacement (TKR)?
Total Knee Replacement (TKR) atau operasi penggantian sendi lutut total merupakan prosedur pembedahan untuk mengganti sendi lutut yang rusak dengan sendi buatan (implan prostetik). Tujuannya adalah untuk mengurangi nyeri, memperbaiki fungsi sendi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien agar dapat kembali berjalan serta beraktivitas tanpa rasa sakit.
Operasi ini menjadi pilihan utama bagi pasien dengan osteoartritis derajat lanjut (grade 3–4), yaitu ketika pengobatan non-operatif seperti obat-obatan, fisioterapi, dan injeksi sendi tidak lagi memberikan hasil yang optimal.
.
Dua Jenis Metode Operasi TKR
1. TKR Konvensional
Pada metode konvensional, dokter ortopedi menggunakan alat manual dan panduan visual untuk memotong tulang, menyeimbangkan jaringan, dan menempatkan implan lutut. Semua langkah dilakukan berdasarkan pengalaman dan ketepatan tangan dokter bedah.
Metode ini sudah digunakan selama puluhan tahun dan terbukti efektif, tetapi hasilnya bisa bervariasi antar pasien, tergantung pada ketepatan dalam mengukur sudut dan posisi implan. Perbedaan kecil beberapa derajat saja dapat memengaruhi kenyamanan dan daya tahan implan dalam jangka panjang.
2. TKR Robotik (Robotic-Assisted TKR)
Perkembangan teknologi kedokteran menghadirkan metode yang lebih modern, yaitu operasi robotik. Dalam metode ini, dokter dibantu oleh sistem robot canggih seperti CORI Surgical System yang digunakan di RS Awal Bros.
Robot tidak menggantikan dokter, melainkan menjadi “asisten pintar” yang membantu memastikan setiap pemotongan tulang dan penempatan implan dilakukan dengan presisi tinggi sesuai anatomi unik masing-masing pasien.
Sistem robotik ini memetakan anatomi lutut pasien dalam tampilan 3D secara real-time, sehingga dokter dapat melihat area yang rusak dengan detail, memotong tulang hanya pada bagian yang perlu diganti, dan menjaga jaringan sehat tetap utuh. Hasilnya, operasi menjadi lebih akurat, trauma jaringan lebih minimal, dan pemulihan pasien lebih cepat.
.
Kelebihan Operasi Robotic TKR Dibandingkan Konvensional
Presisi dan akurasi tinggi – Posisi implan dapat disesuaikan secara tepat hingga hitungan milimeter, mengurangi risiko kemiringan atau ketidakseimbangan.
Personalisasi sesuai anatomi pasien – Robot memetakan struktur lutut masing-masing individu, sehingga implan ditempatkan dengan sudut dan ukuran yang paling sesuai.
Trauma jaringan lebih minimal – Pemotongan tulang lebih terkontrol, sehingga jaringan sehat di sekitar lutut terlindungi dan perdarahan lebih sedikit.
Pemulihan lebih cepat – Dengan trauma yang lebih kecil, pasien cenderung mengalami nyeri pascaoperasi yang lebih ringan dan bisa berjalan lebih awal.
Monitoring real-time selama operasi – Dokter dapat melihat keseimbangan ligamen dan menyesuaikan tindakan langsung di meja operasi untuk hasil yang optimal.
Berbagai studi internasional menunjukkan bahwa operasi robotik mampu mengurangi risiko kesalahan posisi implan dan memberikan hasil biomekanik sendi yang lebih natural, sehingga potensi umur implan menjadi lebih panjang.
.
Siapa yang Memerlukan Operasi TKR?
Tidak semua pasien osteoartritis membutuhkan TKR. Operasi ini direkomendasikan untuk pasien yang:
Mengalami nyeri lutut berat dan menetap meskipun sudah menjalani terapi non-operatif.
Mengalami deformitas lutut (bentuk kaki bengkok varus atau valgus).
Mengalami keterbatasan aktivitas karena lutut kaku dan nyeri berat.
Menunjukkan kerusakan sendi yang parah pada pemeriksaan radiologi.
Pasien sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi untuk menentukan apakah tindakan TKR, baik konvensional maupun robotik merupakan pilihan yang paling sesuai dengan kondisinya.
.
Teknologi Modern untuk Kualitas Hidup Lebih Baik
Operasi Robotic Total Knee Replacement menjadi bukti kemajuan teknologi medis dalam memberikan hasil operasi yang lebih presisi dan aman. Dengan bantuan robot, dokter dapat mencapai akurasi tinggi, personalisasi implan sesuai anatomi pasien, serta mempercepat pemulihan pascaoperasi.
.
Meskipun biaya dan ketersediaan teknologi ini masih menjadi pertimbangan, manfaat jangka panjangnya bagi kualitas hidup pasien sangat signifikan. Kini, pasien di Indonesia dapat memperoleh teknologi operasi lutut modern ini di RS Awal Bros, yang telah menghadirkan layanan Robotic Orthopedic Surgery serta Robotic Rehabilitation kombinasi canggih untuk membantu pasien pulih lebih cepat, lebih nyaman, dan kembali aktif tanpa nyeri. Informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Call Center RS Awal Bros 15000 88