Atlet tetap harus berlatih meskipun sambil menjalankan ibadah puasa. Supaya stamina tubuh tidak menurun dan tetap prima, para atlet harus memperhatikan kuncinya, yakni menjaga asupan nutrisi, cairan tubuh dan istirahat yang cukup.
Kandungan nutrisi bagi seorang atlet tidak sama dengan orang biasa, karena beban yang atlet terima juga tidak sama. Tapi, selama puasa, pola makan atlet memang perlu disiasati di samping latihan dan istirahat yang cukup demi menjaga stamina. Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Awal Bros Batam, dr. Brian Gantoro, SpGK, asupan nutrisi yang lengkap untuk kebanyakan orang yang menjalani ibadah puasa adalah lewat konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak dan protein. Tiga kandungan ini bisa menjaga tubuh tetap berenergi.
Tapi, di antara nurisi tersebut, karbohidrat menjadi sumber energi utama bagi seorang atlet. Karbohidrat terdiri dari dua macam, yakni, karbohidrat sederhana dan karbohidrat komplek. Karbohidrat sederhana adalah sumber energi yang cepat diolah tubuh. Struktur kimia molekulnya lebih sederhana, membuat karbohidrat sederhana lebih cepat dicerna tubuh.
Makanan yang mengandung karbohidrat sederhana antara lain gula pasir, gula merah, sirup, jagung, madu, jus buah, dan lainnya. Karbohidrat sederhana ini khususnya bisa dikonsumsi saat berbuka. Tapi bila ingin berolahraga berat seperti atlet, maka pilihlah karbohidrat komplek, ujar dokter spesialis gizi klinik tersebut.
“Nah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks antara lain nasi putih, nasi merah, atau kentang. Untuk protein pilihlah ayam tanpa kulit, telur, tempe, tahu dan ikan. Kemudian pisang, beras, cokelat, kentang, jagung, ubi jalar, kacang polong, labu, apel. Ada juga buah dan sayur seperti asparagus, brokoli, kol, wortel, terong, timun, strawberi, dan tomat. Atlet butuh mengonsumsi makanan tersebut,” ujar dokter Brian.
Dokter spesialis gizi klinik tersebut menjelaskan, karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang struktur kimianya terdiri dari tiga molekul gula atau lebih yang biasanya saling terikat dalam suatu rantai molekul. Tubuh tidak kekurangan karbohidrat dan gula dalam tubuh, sehingga badan tetap fit dalam bulan puasa. Gula dari karbohidrat lebih kaya serat, vitamin, dan mineral. Karena molekulnya lebih kompleks, karbohidrat kompleks membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna tubuh.
“Karena membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna tubuh, maka karbohidrat komplek menyebabkan kenaikan glukosa darah seseorang dengan lebih lambat beberapa saat setelah dikonsumsi jika dibandingkan dengan efek mengkonsumsi karbohidrat sederhana,” ungkap dokter Brian. Makan tetap tiga kali, yakni waktu sahur, buka puasa dan menjelang tidur. Sayur dan buah–buahan juga mengandung serat, sehingga bisa memperlambat proses lapar dalam lambung.
Makanan yang perlu dihindari atlet selama puasa
Untuk makanan yang harus dikurangi adalah makanan tinggi lemak, dan makanan yang bisa merangsang asam lambung. Untuk minumannya, kurangi konsumsi kopi dan teh saat sahur karena membuat tubuh sering buang air kecil. Sementara untuk kadar latihan bisa dikurangi dibandingkan hari biasa, untuk olahraga ringan bisa dilakukan menjelang berbuka puasa. Kalaupun olahraga berat dan intensif, dianjurkan beberapa jam setelah makan berat dan ibadah. “Namun, jika menghendaki olahraga yang cukup berat bisa dilakukan setelah dua jam mengkonsumsi hidangan utama berbuka puasa,’ ungkap dokter Brian.
Selain pola makan, pola tidur yang disarankan sama saja seperti orang kebanyakan, idealnya 9 jam. Adanya waktu sahur tidak masalah. Namun disarankan atlet tinggal memajukan jam tidur atau tidur di siang hari. “Setidaknya harus istirahat paling lama satu jam di siang hari,” tutup dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Awal Bros Batam tersebut.
Untuk berkonsultasi mengenai masalah kesehatan dan mendapat informasi paket-paket Medical Check Up, Anda dapat menghubungi Customer Care RS Awal Bros Batam di +62 813 6431 7777 atau 0778-431777 ext 1991/1992. Semoga bermanfaat.
Ilustrasi gambar oleh Edoardo Busti.
Bagikan ke :