KENALI GANGGUAN BIPOLAR

Sobat Awal Bros, belakangan ini sebagian masyarakat mengklain dirinya depresi. Hal tersebut dilatarbelakangi tekanan dalam menjalani aktivitas di lingkungan sekitar. Bipolar masuk dalam kategori gangguan mood atau perubahan emosi. Dalam arti kata gangguan mood swing.

 

Terkadang penderita merasa gembira lalu tiba – tiba jatuh ke fase depresi, atau merasa terpuruk. Bipolar dibagi dalam dua fase atau disebut juga episode manik (gembira) dan depresi. Bipolar dalam fase manik terjadi saat peningkatan emosi, biasanya penderita merasa energinya meningkat dan sangat bersemangat dalam menjalani aktivitas.

 

Kemudian terjadi perubahan di tindakan. Jatuhnya lebih implusif tanpa memikirkan konsekuensinya, biasanya cenderung melakukan sesuatu yang berbahaya bagi dirinya maupun orang lain. “Ketika fase merasakan banyak ataupun aktif dalam beraktivitas, kemudian mudah marah, hal ini disebut fase manik,” sebut Psikolog Rumah Sakit Awal Bros Batam Desi Yana, MPsi. Desi menjelaskan, terkadang ketika penderita di fase manik bisa masuk ke dalam fase depresi. Ketika masuk dalam fase depresi penderita lebih cenderung tidak teratur jam tidurnya disebabkan kesedihan yang berlarut.

 

Kemudian dari pola asupan makanan juga tak teratur, bisa berlebih atau tidak nafsu sama sekali. “Lalu, perubahan gesture lebih lamban dan mudah lelah, merasa bersalah, dan sering kali berakibat penderita berpikiran untuk bunuh diri”, kata Desi. Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati, perilaku, dan berbagai perasaan yang cepat berubah. Masalah tidur seseorang dengan pengalaman gangguan bipolar akan berubah tergantung pada apakah mereka dalam keadaan mania atau depresi.

 

Dalam fase ini, penderita sering mengalami kesulitan berkonsentrasi. Pada umumnya emosional seseorang naik turun, sedangkan seseorang yang mengalami bipolar lebih cenderung ekstrem. Menurut Desi penderita Bipolar rentan terkena di usia produktif antara umur 20 – 30 an. Adapun faktor seseorang menderita Bipolar salah satunya adalah faktor genetic. Namun, sementara dari penelitian tidak ada faktor tunggal yang menyebutkannya.

 

Selain itu ada faktor lain yakni kimiawi di otak. Adanya ketidakseimbangan neutras dan serotonin antar zat kimiawi di otak, sehingga menimbulkan gejala perubahan mood dan fase manik dan akhirnya jatuhnya ke depresi. Beberapa tips yang diberikan Desi untuk seorang yang menderita bipolar yaitu menerima dan aktif menjalani hidup, bisa mengonsumsi obat dari dokter, lalu mencari informasi seputar bipolar, bagaimana tidak muncul dan perubahan mood yang ekstrem. Ketika memiliki masalah bisa sharing kepada teman atau keluarga. Selain itu juga bisa bergabung dengan komunitas Bipolar Care Indonesia, dan mengurangi sesuatu kegiatan yang dapat menimbulkan stres berlebihan.

 

Desi Yana, Mpsi

Bagikan ke :

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.