Tingkah laku anak yang sering tidak terkontrol dianggap ada kekeliruan dalam pola asuh orang tua. Maryana, M. Psi., Psi selaku Psikolog Anak Rumah Sakit Awal Bros Batam menjelaskan bahwa temper tantrum atau kemarahan pada anak biasanya terjadi pada usia 18 bulan hingga 4 tahun. Hal ini terjadi karena anak tidak bisa mengontrol luapan emosinya.
Anak-anak masih belajar dalam mengontrol emosi karena belum paham bagaimana caranya mengungkapkan perasaannya sehingga temper tantrum sering terjadi. Temper tantrum atau tantrum adalah cara anak memanipulasi orang tuanya agar kemauannya dituruti. Agar hal tersebut tidak dilakukan berulang sebaiknya orang tua tetap tenang dan tidak langsung menuruti segala kemauan sang anak. “Orang tua bisa membawa anak ke tempat yang sepi misalnya di dalam mobil, setelah diam ajaklah duduk dengan tenang dan mulailah bicara dan sampaikan bahwa bukan begitu cara untuk meminta,” tutur Maryana.
Orang tua juga harus bisa memberikan contoh bagaimana berperilaku yang baik dan semestinya karena perilaku anak merupakan bagian dari pola asuh dari orang tua. “Orang tua adalah cermin perilaku anak. Jika orang tua tidak dapat mengontrol emosi seperti gampang marah, maka jangan heran jika si anak akan seperti itu juga,” katanya. Meskipun sedang marah, pesan yang disampaikan harus jelas. Orang tua dan anak pun harus memiliki kesepakatan terhadap aturan dirumah seperti waktu bermain, waktu belajar dsb dan setiap pelanggaran yang terjadi memiliki konsekuensinya. Dengan begitu, si anak akan tahu jika dia salah karena melanggar aturan.
“Yang terpenting adalah orang tua harus konsisten dalam setiap peraturan yang berlaku dan setiap perilaku memiliki konsekuensinya,” Ujar Maryana Psikolog dari Rumah Sakit Awal Bros Batam. Temper tantrum bisa diatasi bila orang tua benar dalam pola asuh karena tantrum adalah permasalahan tentang perilaku. Tingkatkan komunikasi antar anggota keluarga bisa meminimalisir permasalahan ini.
Faktor Lingkungan Berpengaruh pada Pola Asuh
Selain pola asuh orang tua, temper tantrum juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan. Anak usia 2-5 tahun adalah masa dimana sang anak mengeksplorasi batas-batas lingkungan seperti dia akan mencoba apa saja yang dilihat dan didengar. Oleh karena itu bila sang anak selalu di manja, maka ketika berada di lingkungan luar rumah akan mengalami kesulitan. Anak pun akan menjadi kurang rasa percaya dirinya.
Tidak Membandingkan
Di dunia ini tidak ada yang sempurna, untuk itu jangan pernah membanding-bandingkan dengan yang lain dalam pola asuh anak. Evaluasi adalah cara terbaik dalam menerapkan pola asuh kepada anak sehingga kita bisa review apa yang semestinya baik untuk dijalankan. Sebab, pola asuh sangat menentukan karakter anak hingga mereka dewasa.
Penghargaan
Dalam menerapkan aturan, sebaiknya orang tua mengajak anak membuat kesepakatan. Pemberian reward dan punishment diperlukan. Anak merasa bertanggung jawab karena terlibat dalam pembuatan hukuman tersebut, sehingga sang anak berupaya mematuhi peraturan. “Apresiasi dari orang tua bisa dengan memuji seperti ungkapan senang dan bangga itu penting, bahkan meskipun si anak gagal tetaplah apresiasi usahanya. Jangan selalu mengiming-imingi hadiah,” Jelasnya.
Jangan Mudah Emosi
Tantrum dikatakan tidak normal jika mulai membahayakan. Misalnya, anak menyakiti diri sendiri dengan membenturkan kepala ke dinding atau memukul orang lain. Tantrum dapat dipicu dari karakteristik atau sifat anak dan cara lingkungan memperlakukan dia. Peran orangtua sangatlah besar, karenanya orang tua harus menjadi role model yang baik buat anaknya.
Anak berkebutuhan khusus pun juga memiliki resiko lebih besar mengalami tantrum. Misalnya, autis, hiperaktif serta anak dengan gangguan pendengaran dan keterlambatan berbicara. Mereka sulit menyampaikan informasinya secara verbal. Dalam hal ini, akan ada penanganan khusus yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya.
Hal terpenting adalah jangan sekali pun membuat tantrum atau marah yang berlebihan sebagai hal wajar. Orang tua tidak boleh ikut terbawa energi negatif dan menjadi emosi. Kalau ikut emosi, anak akan berfikir bahwa tindakan marah itu adalah hal benar. Orang tua juga harus pandai memilih kata dan intonasi supaya tidak terkesan menjatuhkan anak. Keberhasilan jailnan komunikasi orang tua dengan anak membuat tantrum bisa berkurang atau bahkan hilang sebelum anak memasuki usia sekolah.
Ilustrasi Gambar: Nathan Dumlao
Bagikan ke :