Kanker payudara (carcinoma mammae) adalah salah satu jenis kanker yang paling sering ditemukan pada wanita—baik di dunia maupun di Indonesia. Meskipun bisa juga terjadi pada pria, wanita jauh lebih berisiko. Kanker payudara masih menjadi penyebab utama kematian karena kanker di kalangan wanita. Namun kabar baiknya: jika dikenali sejak awal, peluang pengobatan berhasil bisa jauh lebih tinggi.
Data Kanker di Indonesia
Menurut laporan Globocan 2022, Indonesia mencatat sekitar 408.661 kasus kanker baru dan 242.099 kematian akibat kanker. Sementara berdasarkan data sebelumnya dari Globocan 2020, jumlah kasus baru mencapai 396.914 dengan 234.511 kematian akibat kanker. Dari keseluruhan kasus tersebut, kanker payudara menjadi jenis kanker dengan kasus baru tertinggi di Indonesia, yaitu sekitar 65.858 kasus atau sekitar 16,6 % dari total. Angka ini menunjukkan bahwa kanker payudara merupakan masalah kesehatan yang sangat serius, mengingat jumlah penderitanya yang tinggi dan tingkat kematian akibat kanker yang juga masih besar di Indonesia. Data tersebut menegaskan pentingnya upaya deteksi dini dan penanganan segera, agar pasien memiliki peluang yang lebih baik untuk sembuh serta dapat menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik.
Tanda dan Gejala Kanker Payudara: Apa yang Harus Diperhatikan?
Sering kali kanker payudara di tahap awal tidak menimbulkan keluhan yang jelas. Maka dari itu, kita harus waspada terhadap perubahan-perubahan halus. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
Benjolan di payudara atau ketiak
Biasanya keras, tidak rata permukaannya, tidak hilang-hilang, dan tak nyeri.
Jika muncul benjolan yang tidak hilang setelah menstruasi, segera periksakan diri ke dokter.
Perubahan kulit pada payudara
Kulit menjadi menebal, berkerut, cekung, atau tampak seperti kulit jeruk (lesung dan cekungan)
Kulit tampak kemerahan, terasa hangat, atau bahkan muncul luka yang tak kunjung sembuh.
Perubahan pada puting
Puting tertarik ke dalam (retraksi) padahal sebelumnya normal.
Keluar cairan tidak biasa, bisa bercampur darah atau cairan bening tanpa sebab jelas.
Luka atau borok pada puting yang tidak sembuh.
Perubahan ukuran atau bentuk payudara
Salah satu payudara bisa tampak lebih besar atau asimetris.
Meski di tahap awal biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, jika terasa nyeri yang tak jelas penyebabnya dan berlangsung lama, tetap harus diwaspadai.
Pembesaran kelenjar getah bening
Di ketiak atau leher bisa terasa benjolan keras — ini bisa menandakan kemungkinan sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Beberapa orang mungkin lebih rentan terkena kanker payudara karena faktor berikut:
Usia: risiko meningkat terutama setelah usia 40 tahun
Riwayat keluarga: jika ada anggota keluarga dengan kanker payudara atau kanker ovarium
Menstruasi & menopause: menstruasi pertama lebih awal (< 12 tahun) atau menopause terlambat (> 55 tahun)
Reproduksi: tidak pernah hamil, hamil pertama setelah usia 30 tahun, atau tidak menyusui
Gaya hidup tidak sehat: merokok, konsumsi alkohol, obesitas, kurang aktivitas fisik
Paparan radiasi pada area dada, terutama di usia muda
Deteksi Dini: Penyelamat Nyawa
Deteksi dini adalah langkah paling krusial dalam mengurangi kematian akibat kanker payudara. Ada beberapa metode yang bisa dilakukan:
SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
Lakukan tiap bulan, sebaiknya 7–10 hari setelah menstruasi selesai. Dengan melakukan pemeriksaan sendiri, wanita akan lebih peka terhadap perubahan kecil di payudara mereka.SADANIS (Periksa Payudara Klinis oleh Tenaga Kesehatan)
Untuk wanita usia 35 tahun ke atas, pemeriksaan secara klinis oleh tenaga medis secara rutin sangat dianjurkan.Pemeriksaan penunjang
Jika ditemukan kelainan, dokter mungkin akan menyarankan:Mamografi
USG payudara
Biopsi (mengambil sebagian jaringan untuk diuji)
Ketika kanker ditemukan pada tahap dini, peluang keberhasilan pengobatan sangat tinggi.
Pesan Penting Untuk Semua Wanita
Jangan pernah mengabaikan adanya benjolan, perubahan bentuk, atau keluhan mencurigakan di payudara.
Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur.
Jika menemukan sesuatu yang tidak biasa, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Deteksi dini memberi peluang penyembuhan yang jauh lebih besar.
Dengan pengetahuan yang baik, kedisiplinan deteksi dini, dan akses ke layanan medis, kita bisa memperkecil dampak kanker payudara di masyarakat. Semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang hidup yang lebih baik.
Artikel oleh : dr. Ridho Prasetiawan, Sp.B (Dokter Spesialis Bedah RS Awal Bros Ujung Batu)