Lakukanlah Pap Smear Setahun Sekali

Cara yang baik untuk mendeteksi kanker serviks adalah dengan pap smear. Manfaat papsmear salah satunya adalah untuk pencegahan kanker serviks.

Di negara berkembang seperti Indonesia, kanker leher rahim (kanker serviks) menempati urutan pertama pembunuh wanita terbanyak karena kanker. Untuk negara maju, penyakit ini menduduki urutan kedua. Sedangkan di negara barat yang maju, kanker serviks hanya mencapai 4-6 persen dari seluruh penyakit kanker pada wanita. Dari semua itu, jika dirata-rata, kanker serviks adalah penyakit kanker terbanyak kedua di seluruh dunia. Kanker serviks mencapai 15 persen dari seluruh kanker pada wanita.

Hal ini diungkapkan oleh dr. Devy Serevina SpPA, Dokter Spesialis Patologi Anatomi dari Rumah Sakit Awal Bros Batam. Dari daftar di atas, wanita yang tinggal di daerah berkembang cukup rentan terkena penyakit ini ketimbang yang hidup di negara barat. Bukan karena faktor alam atau ketertinggalan di sektor ekonomi. Melainkan soal kesadaran massal untuk mendeteksi secara dini keberadaan kanker serviks yang masih minim. “Perbedaan yang besar ini disebabkan oleh penggunaan metode skrining (tes) massal yang sudah efektif, ‘’ kata dokter spesialis patologi anatomi ini.

Dari hasil 10 penelitian di 8 negara, skrining kanker serviks efektif mencegah timbulnya kanker serviks. Kelompok wanita dengan 2 kali atau lebih lebih hasil tes negatif, lebih sedikit yang menderita kanker serviks dibanding yang hanya melakukan 1 kali tes. Sedangkan kelompok wanita yang telah melakukan tes 2-3 kali dengan hasil negatif, 15 kali lebih rendah timbul kanker leher rahim dalam 1 tahun setelah tes hasilnya negatif.

“Tujuan utama skrining adalah untuk menemukan lesi pra-kanker, jika didapati maka akan dilakukan tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya kanker leher rahim,” jelasnya dokter spesialis patologi anatomi tersebut.

Beberapa jenis skrining untuk mendeteksi  lesi pra-kanker  serviks antara lain pap smear, IVA, dan gynescopy. Dua hal yang disebutkan awal tadi cukup banyak digunakan. Pap Smear  merupakan metode skrining yang paling lazim dilakukan, yakni sebuah tes mikroskopik untuk melihat suatu sel yang diambil dari leher rahim seorang wanita. “Dari pap smear, akan terdeteksi infeksi akibat hubungan seksual atau peradangan, pra-kanker, serviks dan kanker serviks itu sendiri, “ ujar dr Devy.

Waktu Yang Tepat Untuk Periksa Pap Smear Menurut Dokter Rumah Sakit Awal Bros

Tes yang dilakukan sedari dini akan membantu pasien yang sekiranya mengalami gangguan di organ reproduksinya tersebut. Jika terdeteksi ada gejala pra-kanker, biasanya akan segera diberikan pengobatan sehingga cepat membunuh sel kanker yang ada. Jika tidak, seseorang biasanya diberi vaksinasi kanker serviks guna pencegahan. “Pap smear sebaiknya dilakukan setidaknya 3 tahun setelah berhubungan seksual,” kata dokter spesialis patologi anatomi tersebut.

Di Indonesia, anjurannya pap smear dilakukan 1 tahun sekali untuk deteksi dan pencegahan kanker serviks. Sedangkan di negara lain seperti Australia, anjuran ini biasanya lebih longgar sekitar 2-3 tahun sekali. “Kesadaran diri wanita kita untuk pap smear cukup rendah, jadi ya harus diingatkan terus,” kata dokter Devy.

Selain pap smear, tes IVA juga dapat digunakan untuk mendeteksi  dini kanker rahim. Namun, tes ini lebih banyak dipakai oleh petugas kesehatan didaerah pinggiran yang memliki keterbatasan alat tes seperti pap smear. “Biasanya hasil deteksi IVA terhadap kanker serviks berada pada kisaran 15-20 persen dengan sensitivitas dan spesifitasnya 70-92 persen. Untuk pap smear sensitivitas 51-76 persen dan spesifitasnya 98 persen.”

Dengan deteksi dini yang baik, maka dapat dilakukan pencegahan kanker serviks (pencegahan sekunder). Salah satunya, dengan pengobatan lesi pra-kanker sebelum berkembang menjadi kanker invasif.

Pencegahan Kanker Serviks Menurut Dokter Rumah Sakit Awal Bros

Kanker leher rahim adalah kelainan atau penyakit yang dapat dicegah. Meski menduduki peringkat teratas sebagai kanker yang menyebabkan kematian, namun kanker serviks adalah satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Pencegahan kanker leher rahim dapat dilakukan, seperti yang diuatara dr Devy Serevia SpPA, Spesialis Patologi Anatomi dari Rumah Sakit Awal Bros Batam.

Pencegahan primer. Hal pertama yang harus dimiliki setiap wanita adalah peningkatan pengetahuan untuk mengurangi kebiasaan seksual yang beresiko tinggi. Misalnya, tidak berganti-ganti pasangan seksual. Selain itu, usahakan juga untuk mengurangi paparan virus HPV dan penyakit menular seksual lainnya.  Jangan lupa juga untuk melakukan vaksin HPV. Sebaiknya, vaksin diberikan pada usia 9-26 tahun atau ketika belum aktif secara seksual.

Pencegahan Sekunder. Pengobatan lesi pra-kanker sebelum berkembang menjadi kanker invasive. Karena itu, penderita yang berhasil mendeteksi sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mencegah agar tidak tumbuh menjadi kanker serviks. Pap smear, IVA atau gynescopy adalah jenis tes yang dapat mendeteksi lesi pra-kanker leher rahim. Pap smear misalnya, sebaiknya dilakukan setidak-tidaknya 3tahun setelah berhubungan seksual, dan dianjurkan dilakukan satu tahun sekali.

Pencegahan Kanker Serviks Dengan Merawat Organ Kewanitaan

Beberapa langkah yang sekiranya dapat membantu antara lain tidak diperbolehkannya menggunakan pembersih kewanitaan, kecuali ketika sedang menstruasi. Penggunaan pembersih atau sabun itu dikhawatirkan dapat membunuh kuman baik yang ada di organ kewanitaan. Sehingga, proteksi dari kuman baik tersebut berkurang dan kuman jahat yang kemudian berkembang. Selain itu, wanita juga tidak diperbolehkan terlalu sering memakai pantyliners (pembalut tipis untuk keseharian). Hal itu dapat membuat area kewanitaan menjadi lembab dan memudahkan timbulnya jamur. Terakhir, wanita juga tidak dianjurkan berendam di air hangat.

 

Ilustrasi gambar oleh Jannoon

Artikel terkait:

Bagikan ke :

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.