Penyakit leukemia (kanker darah) taka sing dalam dunia kesehatan. Bahkan kanker darah menjadi salah satu momok terpopuler dalam kategori penyakit kanker.
Dokter Klinik Penyakit Dalam RS Awal Bros Batam, dr. Ani Yeo, SpPD mengatakan, leukemia merupakan salah satu jenis kanker darah yang mempengaruhi produksi dan fungsi sel darah putih dalam melawan infeksi. Meskipun leukemia paling sering menyerang anak – anak dan remaja, nyatanya kanker ini juga bisa mempengaruhi pasien pada usia berapa pun.
“Secara gejala leukemia tidak dapat didiagnosis tanpa dilakukannya cek darah lengkap. Artinya, gejala yang terlihat hanya dapat membantu untuk mendeteksi penyakit ini,” ujar dr. Ani. Ia menjelaskan lebih rinci tentang penyakit yang banyak jenisnya ini. Secara dasar, leukemia adalah kanker darah atau sum sum tulang yang memproduksi sel – sel darah. Seseorang penderitanya akan mengalami kelainan dalam produksi sel darah yang disebut leukosit (sel darah putih) sehingga DNA dari sel darah yang masih muda (terutama sel darah putih) jadi rusak.
Mengenal Leukemia
Kelainan ini menyebabkan sel – sel darah berkembang dan membelah secara terus menerus. Sel darah yang sehat mati dalam waktu singkat dan digantikan dengan sel – sel baru yang diproduksi di dalam sum – sum tulang. “Dengan demikian, sel darah itu dikatakan abnormal,” sebutnya. Sel – sel darah yang abnormal ini tidak mati pada waktu yang seharusnya, dan akhirnya berakumulasi, lalu memakan lebih banyak tempat dalam darah. Seiring dengan semakin banyaknya sel kanker yang dihasilkan, sel – sel ini menghambat fungsi dan pertumbuhan sel darah putih sehat dengan memenuhi ruang dalam darah. “Intinya sel-sel jahat mendesak keluar sel-sel baik dalam darah,” tegasnya.
Saat pasien didiagnosa menderita leukemia, maka akan dispesifikkan lagi menurut jenisnya sesuai sel darah apa yang terserang. Yang paling kerap ditemui di antaranya, Acute myeloid leukemia (AML) atau leukemia myeloid akut. Adalah jenis kanker saat bagian dalam yang lembut dari tulang tertentu menyebabkan myeloblast (sejenis sel darah putih), sel darah merah, atau platelet tidak normal.
“Namun dalam banyak kasus, hal tersebut akan berjalan dalam darah dengan cepat yang menyebar ke berbagai bagian tubuh seperti kelenjar getah bening, hati, limpa dan sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang),” paparnya. AML kerap terjadi pada orang dewasa dibandingkan anak – anak dan leukemia jenis ini lebih sering diderita pria dibandingkan wanita. Menurut system klasifikasi WHO, ada enam kelompok utama AML yang berbeda. Tingkat kesembuhan pada anak – anak dalam kurun waktu lima tahun mencapai 60 hingga 70 persen. Akan tetapi, tingkat kesembuhan pada keseluruhan penderita dari berbagai umur hanya 26 persen.
Efek dan Gejala Leukemia
Efek dari sel-sel leukemia yang dimulai dari dalam sum-sum tulang, menghasilkan sebagai besar gejala AML dan membuat tubuh tidak mungkin untuk memproduksi cukup sel darah normal. Gejala itu, yakni, pasien terlihat sangat pucat dan merasa kelelahan, sesak nafas karena kekurangan sel darah merah.
Pasien yang kekurangan sel darah putih sehat mulai mengalami beberapa infeksi satu per satu. Terlalu sedikit trombosit dapat menyebabkan pendarahan tidak biasa, termasuk memar tanpa alas an yang jelas, menstruasi yang berat pada wanita, gusi berdarah, dan mimisan terus menerus.
“Pasien juga dapat mengembangkan bercak darah atau ruam pada kulit,” ucapnya. Dr. Ani menambahkan secara umum pasien mungkin merasa tidak enak badan dan kondisi tubuhnya semakin menurun, mungkin disertai pula dengan sakit tenggorokan atau mulut. Pasien juga memungkinkan mengalami gejala demam tinggi dan banyak mengeluarkan keringat di malam hari. Sementara gejala yang jarang mungkin terjadi, seperti pasien merasa sakit pada sendi dan tulang. Selain itu, bisa juga muncul area berwarna keunguan pada kulit yang pucat.
“Tapi juga ada kemungkinan gejala lainnya yang memungkinkan menderita leukemia, atau bahkan bisa tanpa gejala. Maka itu ia sulit dikenali,” tutur dr. Ani. Terhadap gejala yang timbul atau bahkan yang dicurigai, ia menghimbau agar sesegera mungkin melakukan konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam. Apalagi AML bisa sangat cepat masuk dalam kondisi kronis atau parah. “Pengobatan AML tergantung pada beberapa faktor, seperti usia pasien, kesehatan secara keseluruhan, preferensi, dan subtype penyakit. Namun pada umumnya, penderita ini pasti diobati melalui kemoterapi,” ungkap dr. Ani
Ilustrasi Gambar: freepik.com
Bagikan ke :