Waspada Nyeri Sendi pada Usia Muda

Nyeri sendi dapat merupakan gejala yang berdiri sendiri atau menjadi bagian dari banyak gejala lain dari sebuah penyakit. Manifestasi nyeri sendi dapat bervariasi, seperti ketidaknyamanan saat disentuh, pembengkakan, peradangan, kekakuan atau pembatasan gerak dari sendi yang berkena. Rasa sakit sendi tentu saja hanyalah gejala dari masalah yang sebenarnya.

Bila terdapat gejala lain seperti sakit kepala berat, sakit perut, demam atau mudah lelah, Anda perlu mengetahui apakah nyeri sendi tersebut merupakan gejala dari suatu kondisi lain yang harus dicari tahu penyebabnya.

Usia reproduksi merupakan usia rentan terserang penyakit sendi

Nyeri sendi yang terjadi pada dewasa muda (kisaran usia 30-40 tahun) harus lebih dicermati dan dicari tahu lebih dalam. Pada usia ini (usia reproduksi) merupakan usia dimana paling banyak muncul penyakit sendi yang diakibatkan oleh autoimun (autoimmune disease). Antara lain penyakit autoimun yang bergejala radang sendi antara lain adalah Rheumatoid Arthritis (RA), Lupus , Sjogren’s syndrome, anklylosing spondylitis (SpA), Psoriatic Arthritis, dan lain-lain. Pertanyaan berikutnya apa itu penyakit autoimun. Penyakit autoimun merupakan penyakit yang disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh (sistem imun) dimana sel darah putih atau antibodi tubuh terlalu kuat sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh sendiri yang sehat. Jaringan yang terkena bisa sangat bervariasi, di antaranya adalah struktur sendi. Sendi yang terlibat beragam, dari sendi kecil hingga sendi besar.

Radang sendi yang tidak ditangani dengan tepat dapat mengalami kerusakan permanen

Pada awal perjalan penyakitnya, radang sendi dapat hanya berupa kekakuan pada sendi terutama pada pagi hari yang kemudian diikuti dengan nyeri pada sendi yang terkena dan/atau disertai bengkak pada sendi tersebut. Sendi yang terkena dapat unilateral atau simetris, seperti pada kasus RA, sendi yang terlibat biasanya diawali dengan sendi-sendi kecil dan simetris kanan dan kiri. Berbeda pada sakit sendi pada usia lanjut atau dikenal dengan sebutan Osteoarthritis (OA) yang biasanya akan dominan terjadi di satu sisi terlebih dahulu. Gejala radang sendi yang terjadi biasanya tidak hanya menyebabkan nyeri pada sendi tersebut, namun juga bengkak, panas dan kemerahan pada sendi yang terlibat. Bila dibiarkan tanpa penangan yang tepat, seiring  berjalannya waktu dapat terjadi kerusakan permanen yaitu perubahan struktur sendi secara permanen, seperti pada contoh ilustrasi dibawah ini.

Penyakit radang sendi terkait autoimun biasanya disertai dengan gejala sistemik lain seperti demam yang tidak begitu tinggi dan hilang timbul, mudah terkena infeksi berulang, mudah lelah, rambut rontok, bercak-bercak (rash) di wajah atau di badan, dan lain-lain. Penyakit autoimun yang mengenai sendi dalam jangka panjang apabila tidak ditangani tentu akan merubah struktur sendi sehingga dapat mengganggu fungsi organ tubuh tersebut. Kerusakannya bersifat permanen, sehingga apabila telat diobati terkadang tidak dapat memperbaiki kerusakan yang telah terjadi namun dapat menahan progresifitas atau perburukan kerusakan yang terjadi. Maka dari itu penting sekali evaluasi dini dan penegakan diagnosis dini penyakit-penyakit autoimun yang bermanifestasi radang sendi.

Cegah cacat sendi segera setelah muncul gejala

Salah satu radang sendi yang sering terjadi pada usia muda antara lain adalah Rheumatoid Arthirits (RA). Seorang ahli Rheumatologi di Jakarta , dr Sandra Sinthya Langow SpPD-KR, menyatakan dalam blognya bahwa sering sekali pasien dengan RA datang ke dokter dengan terjadi bengkok pada sendi (perubahan struktur sendi). Hal ini terjadi akibat kurangnya pemahaman tentang penyakit RA sendiri. Biasanya pasien selama bertahun-tahun bertahan dengan obat nyeri yang dibeli sendiri atau konsumsi jamu-jamuan/herbal, dan datang ke dokter spesialis penyakit dalam atau ahli Rheumatologi pada saat sudah ada kerusakan sendi lanjut yang sifatnya permanen.

Padahal sejak 30 tahun yang lalu telah ada obat standard (DMARD) yang dapat mencegah erosi, bengkok atau cacat sendi pada penyakit RA. Beliau mengatakan jika saja pasien dapat berobat atau memulai pengobatan kurang dari 6 bulan sejak gejala radang sendi muncul, cacat sendi dapat dicegah.

Masyarakat dihimbau untuk dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya gejala radang sendi, sehingga dapat dilakukan investigasi lebih lanjut dan diagnosis yang tepat yang nantinya dengan pengobatan yang tepat dapat mencegah cacat sendi terjadi.

 

Narasumber :

dr. Irma Wahyuni, SpPD

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Awal Bros Pekanbaru

Bagikan ke :

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.