Akupunktur salah satu terapi penderita nyeri kronis, Lebih dari 1,5 milliar penduduk dunia yang terindikasi, Tiga penyebab tersering, pertama nyeri punggung bawah (29%),kedua leher (16%) dan ketiga kepala /migrain (15%). Dilaporkan 2/3 pasien menderita gangguan tidur dan penurunan produktivitas kerja. Nyeri yang tidak teratasi menyebabkan penambahan lama rawatan di rumah sakit, peningkatan kunjungan rawat jalan, dan peningkatan pengeluaran biaya kesehatan.
Sebuah penelitian cohort yang diikuti oleh 446,763 pasien termasuk di dalamnya 61,460 pasien dengan infark miokard. Pasien yang mendapatkan obat nyeri golongan NSAID selama satu minggu, bulan atau lebih ditemukan berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit infark miokard akut. Resiko lebih tinggi selama 1 bulan awal penggunaan NSAID dan dosis yang lebih besar. -Bally et al 2017.
Dari 89000 93% pasien dilaporkan berhasil pengobatan untuk nyeri muskuloskeletal dengan akupunktur ( American Specialty Health 2016). Nyeri muskuloskeletal (punggung bawah, leher, bahu), osteoarthritis (lutut), nyeri kepala kronis,migraine, nyeri neuropati, nyeri berkaitan dengan kanker. Tatalaksana peri-operatif; meningkatkan efek analgesi pada tindakan operasi, mengurangi penggunaan opioid, mengurangi mual/muntah pasca operasi, efek proteksi sel-sel saraf, mengurangi hari rawatan ICU dan penggunaan alat bantu napas, mengurangi pemakaian obat- obat pasca operasi. Dalam 60 tahun terakhir, penelitian tentang cara kerja akupunktur dalam mengobati nyeri adalah dengan mengaktifkan sejumlah opioid alami tubuh dan peningkatan sensitivitas otak terhadap opioid tsb. Sejumlah biokimia lain yang terlibat dalam pengurangan rasa nyeri juga ditemukan dan diatur oleh stimulasi akupunktur antara lain ATP, adenosin, GABA dan substansi P. Acupuncture is effective, safe, and cost- effective for treating several pain conditions when performed by well-trained healthcare professionals.
Sumber referensi:
-Acupuncture for pain. Evidence based acupuncture, Russell D.LAc & Hopper Koppelman DAC.
-Acupuncture for Chronic Pain: an update and critical overview. Current Opinion in Anesthesiology, Yin et al.
-Overview of treatment guidelines and clinical practical guidelines that recommend the use of acupuncture. JACM. Bird et al.
Narasumber : dr. Dian Eka Putri, Sp.Ak
Spesialis Akupunktur Medik RS Awal Bros A.Yani
Hati atau liver berperan penting untuk mencerna makanan dan membersihkan tubuh dari zat beracun. Jika terjadi masalah pada organ hati anda, maka ini merupakan sesuatu hal yang harus anda anggap serius dan tidak bisa dianggap sepele, karena hal ini tentu akan mengancam jiwa seseorang dan sangat penting bagi anda untuk mendeteksi dini penyakit pada hati kronis.
Menurut dr. Arif Koeswandi,SpPD-KGEH, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro Henterohepatologi Rumah Sakit Awal Bros Batam, Hati Kronis adalah peradangan pada organ hati yang bersifat lama dalam hitungan tahun (kronis), yang disebabkan oleh hepatitis dimana kasus hepatitis B, C dan perlemakan dalam hati sangat banyak ditemukan di Indonesia. Hepatitis B itu yang menyebabkan radang hati hingga menahun tersebut bisa mencapai 10 persen. Sedangkan 3 persen pada Hepatitis C jarang ditemukan pada penyakit ini. Namun akibat yang muncul dari perlemakan hati bisa sampai 30 persen.
Hepatitis disebabkan oleh namun virus saat ini kecendrungan terkena penyakit hati kronis yang disebabkan oleh pola hidup.Jika disebabkan oleh perlemakan hati, adanya faktor risiko dari seseorang yang mengalami obesitas, kolestrol tinggi hingga diabetes . Dari penyebab faktor risiko itu karena pola makan yang tidak teratur hingga kurangnya berolahraga. Adapun gejala yang timbul dari hati kronis tersebut terbilang 90 persen tanpa gejala bahkan terlihat seperti orang sehat.
Penyakit Kronis memiliki Gejala :
Deteksi dini jangan sampai menunggu terkena sirosis hati. Karena apapun penyebabnya ketika sudah mengalami hepatitis B, C dan perlemakan hati pada akhirnya akan bisa sirosis dan kanker hati.
“Jadi bila seseorang yang mengalami faktor risiko bahkan yang bisa tertular hepatitis B, C seprti ibu hamil yang bisa menular kepada bayi yang dikandungan dan apabila tidak diobati akan berlanjut hingga lahir sampai usia tua disarankan agar deteksi dini sebelum muncul komplikasi” dr. Arif Agar terhindar dari hati kronis, kenali organ hati dengan deteksi dini. Misalkan untuk hepatitis B bisa dengan memeriksa darah di laboratorium. Untuk mendeteksi hati liver bisa dengan USG, disamping pemeriksaan darah dan kadar kolestrol. Bila sudah melalui rangkaian tersebut dan mengetahui kondisi terkini organ hati, dilanjutkan dengan sejauh mana kerusakan hatinya dengan alat Fibroscan.
Narasumber :
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro Henterohepatologi RS Awal Bros Batam
Telinga merupakan salah satu bagian tubuh yang memerlukan perawatan khusus dan rutin. Salah satunya membersihkan kotoran di telinga. Namun, jika terjadi kesalahan saat membersihkan telinga, bisa menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan telinga.
Kotoran atau serumen yang dihasilkan oleh kelenjar dalam saluran telinga umumnya dapat keluar dengan sendirinya. Namun yang perlu diperhatikan adalah membersihkan telinga dari kotoran harus dilakukan dengan aman agar tidak menimbulkan gangguan lain. Pasalnya, bisa fatal jika ada kesalahan ketika membersihkan telinga.
Menurut dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Awal Bros Batam dr. Arindra Putri Pitarani, SpTHT-KL, pada prinsipnya ketika membersihkan telinga, harus mengetahui dahulu jenis kotoran yang ada bermacam jenis kotoran di dalamnya. Seperti kering, basah, lunak dan keras. “Ketika sudah mengetahui jenis kotoran tersebut baru bisa diputuskan apakah bisa dibersihkan sendiri atau dibantu dokter”, kata Arinda Putri.
Beliau menambahkan, pada prinsipnya jika ingin membersihkan sendiri sebaiknya dibantu oleh orang lain, karena telinga adalah adalah organ dalam yang tidak bisa kita lihat sendiri. Maka bila terdapat kesulitan sebaiknya meminta tolong orang lain untuk membersihkan. “Alat untuk membersihkan yang paling sering yaitu cotton bud, dan itu boleh saja digunakan asalkan ketika digunakan kita melihat apa yang mau dibersihkan, karena bila langsung korek bagian telinga malah bukan kotoran yang terambil tapi malah makin mendorong dan bisa membuat cedera dibagian gendang telinga”,terang dokter Arinda.
Dokter Arinda juga mengatakan, jika punya masalah dengan serumen maka yang paling tepat untuk membersihkannya adalah dokter THT. Jangka waktu membersihkan telinga tidak ada waktu yang baku. Karena setiap orang berbeda dari segi kecepatan produksinya, yakni banyaknya kotoran. “Ada yang satu minggu, sebulan, enam bulan. Sebab itulah sangat bervariasi. Maka tidak ada waktu yang baku dan kembali ke masing-masing orangnya”, sebutnya.
Bila ada orang yang dengan keluhan telinga terutama pada pendengaran, tindakan pertama yang dilakukan adalah dilihat dahulu dibagian liang telinganya apakah ada kotoran, jamur, radang atau infeksi. Bila kondisinya bersih tapi pendengarannya bermasalah maka dilakukan tes pendengaran. “Nanti ketika tes tersebut bisa terlihat, apakah terdapat di saraf pendengaran atau tidak. Karena saat ini banyak diusia muda dan anak yang menggunakan headset bahkan dalam kondisi terlelap apalagi dengan volume yang keras”, terangnya. Dan ini bisa merusak sel rambut dibagian telinga dalam”, tambahnya.
Sementara itu, bagian membersihkan daun telinga ada THT yang menangani, dan juga bagian kulit. Karena struktur daun telinga adalah kulit dan tulang rawan. “Biasanya terjadi masalah ditulang rawannya, maka bagian THT yang mengobati. Kalau dibagian kulit maka dicoba ditangani apabila masih bisa, namun jika tidak membaik kita konsultasikan ke dokter spesialis kulit”, ujarnya.
Menurut dokter THT ini, “jika punya masalah dengan telinga mungkin sebagian orang akan bertanya mengapa harus ke THT, sebab pada beberapa kasus yang kotoran telinganya tidak bisa dibersihkan oleh orang lain ya harus ke THT”, tutup beliau.
Narasumber:
Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala Leher RS Awal Bros Batam
Kenali perkembangan anak setiap orangtua yang menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan bahagia. Agar anak dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang baik, orangtua perlu memberikan stimulasi yang menyeluruh kepada anak. Stimulasi sebaiknya diberikan sejak dini yaitu di usia 0-5 tahun. Periode usia ini biasa dikenal dengan istilah masa keemasan atau the golden age. Periode keemasan atau golden ageamat menentukan dan berpengaruh kepada perkembangan anak selanjutnya.
Pada periode usia ini, otak dan fisik anak sedang berkembang dengan sangat cepat. Sehingga orangtua harus benar-benar memperhatikan perkembangan awal anak agar mereka dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Kebutuhan dasar anak yang perlu untuk dipenuhi oleh orangtua adalah pemberian ASI, gizi yang sesuai, pengobatan, rekreasi, bermain, kebersihan individu, kebersihan lingkungan, kebutuhan kasih sayang, dan kebutuhan akan stimulasi mental untuk proses belajar anak.
Dalam mencapai level perkembangan, setiap anak memiliki sifat yang unik dan berbeda. Namun secara umum, mereka mulai mempelajari keterampilan yang sama pada waktu yang bersamaan. Misal bayi yang sehat dapat merangkak pada usia 5 bulan atau 9 bulan dan keduanya normal. Orangtua diharapkan tidak perlu terlalu khawatir dan cemas jika perkembangan anak tertinggal atau lebih lambat sedikit dari anak lain pada umumnya. Karena keterlambatan dalam skala kecil hanya terjadi sesaat atau dalam kurun waktu tertentu dan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Tetapi jika keterlambatan terjadi secara terus-menerus atau berskala besar, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh profesional karena kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah bagi anak di kemudian hari.
Setiap perkembangan yang telah dicapai oleh anak sebelumnya dapat menjadi penanda bagi orangtua untuk menentukan waktu yang tepat bagi anak mempelajari suatu keterampilan baru. Pemantauan perkembangan anak harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Perkembangan anak di fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek perkembangan selanjutnya. Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan hanya di satu aspek perkembangan saja, atau dapat pula di dua atau lebih aspek perkembangan.
Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay merupakan keadaan keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih aspek perkembangan. Sekitar 5 sampai 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1 sampai 3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum.
Istilah keterlambatan perkembangan umum dapat digunakan untuk anak berusia di bawah 5 tahun. Bila anak telah berusia lebih dari lima tahun namun masih menunjukkan keterlambatan, maka keadaan ini disebut sebagai disabilitas intelektual (DI). Biasanya digunakan tes IQ untuk dapat memberikan diagnosa yang lebih akurat. Jadi dapat dikatakan bahwa anak dengan keterlambatan perkembangan umum tidak selalu mengalami disabilitas intelektual (DI) di kemudian hari. Dalam hal ini beberapa faktor risiko dan etiologi keterlambatan gangguan perkembangan umum, mulai dari faktor intrinsik seperti genetik, metabolik, neurologik maupun ekstrinsik seperti nutrisi dan stimulasi.
Terdapat beberapa jenis keterlambatan perkembangan yang biasa terjadi pada anak yaitu keterlambatan kognitif, motorik, bahasa, sosial, emosional dan perilaku. Keterlambatan kognitif dapat mempengaruhi fungsi intelektual yang menyebabkan kesulitan dalam belajar, serta mengalami kesulitan berkomunikasi dan bermain dengan orang lain dan akan mengganggu kemampuan anak untuk mengendalikan otot di lengan, kaki, dan tangan. Keterlambatan perkembangan motorik pada bayi ditandai dengan kesulitan berguling atau merangkak. Sementara anak yang lebih besar akan sulit melakukan pekerjaan dasar sehari-hari seperti memegang benda-benda kecil atau menyikat gigi.
Keterlambatan sosial, emosional, dan perilaku mengganggu kemampuan anak untuk belajar, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain. Keterlambatan bahasa ditandai dengan keterlambatan bahasa secara reseptif dan ekspresif. Gangguan bahasa reseptif merupakan kondisi dimana seorang anak mengalami kesulitan untuk memahami kata-kata yang diucapkan orang lain. Anak menjadi sulit dalam mengidentifikasi warna, bagian tubuh, atau bentuk-bentuk. Sedangkan, gangguan bahasa ekspresif ditandai dengan kurangnya kosakata dan kalimat kompleks yang dimiliki untuk anak seusianya. Anak menjadi lebih lambat dalam berbicara dan membuat kalimat.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk memiliki pengetahuan dasar mengenai perkembangan anak dan mendeteksi secara dini keterlambatan perkembangan yang terjadi pada anak agar intervensi dini dapat segera diberikan oleh para professional seperti Dokter dan Psikolog. Intervensi dini dapat mencegah kondisi tersebut menjadi semakin parah dan anak dapat dengan segera memperoleh beberapa terapi atau treatment yang sesuai dengan jenis keterlambatan perkembangan anak.
Narasumber :
Margareth Rani R.S, M.Psi, Psikolog
Psikolog Anak RS Awal Bros A.Yani
sumber gambar : freepik.com
Hati kronis adalah peradangan pada organ hati yang bersifat lama dalam hitungan tahun (kronis). Hati kronis ini disebabkan oleh Hepatitis, dimana kasus Hepatitis C agak jarang ditemukan, sekitar 3 persen saja. Namun, akibat yang muncul dari perlemakan hati bisa sampai 30 persen.
“Maka sudah bergeser yang semula dari virus kini lebih cenderung terkena penyakit hati kronis disebabkan oleh pola hidup”, ucap dr. Arif. Beliau menerangkan bahwa penyakit hati kronis yang disebabkan oleh perlemakan hati, adanya faktor risiko dari seseorang yang mengalami obesitas (berat badan berlebih), kemudian kolestrol tinggi, hingga diabetes. “Dari penyebab faktor risiko itu karena tingkat pola makan yang tak teratur hingga kurang berolahraga”, jelasnya.
Adapun gejala yang timbul dari hati kronis tersebut bisa terbilang 90 persen tanpa gejala bahkan terlihat seperti orang sehat. Namun secara fisik seperti badan mulai lemas, nafsu makan berkurang dan mudah merasa lelah. “Terkadang bisa timbul mata menjadi kuning, tapi lebih sering bisa tanpa gejala”, katanya. Maka perlunya deteksi dini, jangan sampai menunggu terkena hati kronis. Karena apapun penyebabnya ketika sudah mengalami Hepatitis B, C dan perlemakkan hati pada akhirnya bisa sirosis dan kanker hati. “Jadi bila seseorang yang mengalami faktor risiko bahkan yang bisa tertular Hepatitis B, C seperti ibu hamil yang bisa menular kepada bayi yang dikandungan dan apabila tidak diobati akan berlanjut hingga lahir sampai usia tua disarankan agar deteksi dini sebelum muncul komplikasi”, terangnya.
Jika seseorang tertular seperti ibu hamil bisa menularkan kepada bayinya hingga menahun, dan biasanya akan timbul ketika menginjak usia 15 sampai 20 tahun. Memasuki usia 30 tahun ke atas akan timbul komplikasi seperti sirosis dan kanker hati. Menurut dokter Arif, jika mengalami hati kronis masih bisa diobati, tetapi apabila sudah menjalar hingga komplikasi seperti sirosis dan kanker hati, harus ditangani dengan trasnplatasi hati dan operasi. Dokter akan mendeteksi dini untuk mengetahui seseorang mengidap hati kronik dengan biopsy (pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium).
“Pengobatan terpenting dilakukan dengan deteksi dini, dan semua pengobatan sudah tersedia dan diberikan antivirus”, ujar dokter Arif. Deteksi dini penyakit hati kronis bisa tekhnologi kedokteran menggunakan fibroscan, yang merupakan suatu alat non-invasif (tanpa pendarahan) yang dapat dipakai menggantikan biopsy untuk memeriksa tingkat kerusakan jaringan hati (fibrosis) secara tepat dan akurat.
Agar terhindar dari hati kronis, kenali organ hati dengan deteksi dini. Misalkan untuk Hepatitis B dengan memeriksa darah di laboratorium dan bisa diketahui apakah positif atau tidak. Untuk mendeteksi hati liver bisa dengan USG, disamping pemeriksaan darah dan kadar kolesterol. “Bila sudah melalui rangkaian tersebut dan mengetahui kondisi terkini organ hati, dilanjutkan dengan sejauh mana tingkat kerusakan hatinya dengan fibroscan” tutup dokter Arif
Narasumber:
dr. Arif Koeswandi, SpPD – KGEH
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastoenterohepatologi Rumah Sakit Awal Bros Batam
Penyebaran Covid-19 telah mengubah kehidupan kita dari berbagai macam aspek. Situasi saat ini membuat kita harus lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja. Hal tersebut berarti banyak aktivitas di luar rumah kita yang dibatasi, seperti tidak bisa bekerja atau sekolah seperti biasa, berkumpul bersama teman-teman, dan pergi berekreasi. Kemudian, kondisi ini diperparah lagi dengan tidak adanya kejelasan kapan situasi ini akan berakhir, sehingga berpengaruh bagi kesehatan mental seseorang. Untuk menjaga kesehatan mental, banyak orang mencoba cara-cara kreatif agar mereka mengisi waktu mereka selama di rumah saja misalnya dengan memasak, membaca buku, menonton film, berolahraga, dan termasuk membuat karya seni.
Aktivitas seni bukanlah hanya kegiatan untuk mengisi waktu luang, melainkan juga memiliki dampak secara psikologis bagi yang melakukannya. Kegiatan seni yang dilakukan, oleh kebanyakan orang, biasanya ditujukan sebagai wadah ekspresi diri. Namun, ketertarikan kita dalam melakukan kegiatan tersebut digerakkan oleh dorongan-dorongan bawah sadar kita yang membuat dorongan tersebut tersalurkan dengan tepat dan membuat diri lebih nyaman lagi. Berdasarkan riset-riset ilmiah, seni merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, seni sering juga digunakan sebagai media untuk melakukan terapi psikologis yang lebih sering dikenal sebagi ‘Art Therapy’.
Art therapy merupakan kombinasi antara teknik-teknik terapi psikologis dan proses kreatif untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang. Tujuan dari art therapy adalah untuk memanfaatkan proses kreatif untuk membantu seseorang mengeksplorasi diri, sehingga nantinya akan membantu orang tersebut dalam menghadapi permasalahan. Jadi, kita tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan seni untuk terlibat dalam terapi ini, serta ini bisa dilakukan oleh segala usia. Teknik-teknik yang biasa digunakan biasanya seperti menggambar, melukis, mewarnai, memahat, membuat kolase, atau menari. Selagi mengerjakan suatu karya seni, kita menganalisis apa yang telah dikerjakan dan bagaimana perasaan kita terhadap pekerjaan tersebut. Melalui seni, kita dapat melihat konflik dalam diri yang dialami sehingga mempengaruhi pikiran, emosi dan perilaku.
Art therapy ini cocok bagi siapa saja yang saat ini merasa penuh tekanan dalam menjalani hidup. Melakukan aktivitas seni memberi kita ruang untuk mengatur ritme dan menggali lebih jauh permasalahan apa yang kita miliki. Art therapy dapat meningkatkan kesehatan mental pada orang-orang yang mengalami masalah dengan kecanduan, kecemasan, berduka, demensia, trauma, permasalahan dalam hubungan, dan masih banyak lagi. Selain itu, terapi ini bisa juga untuk menangani permasalahan psikologis terkait tumbuh kembang anak.
Meningkatkan kesejahteraan psikologis
Kaitan antara art therapy dan kesejahteraan psikologis sudah terbukti dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Art therapy terbukti dapat digunakan untuk menangani permasalahan-permasalahan seperti kecemasan dan depresi. Selain itu, pada orang-orang tanpa gangguan psikologis pun art therapy dapat membantu mereka dalam menjaga kesejahteraan psikologis.
Menemukan jati diri
Melakukan aktivitas seni dapat membantu seseorang untuk mengenali diri dan mengetahui perasaan yang tidak disadari.
Meluapkan emosi
Art therapy membantu orang-orang dalam mengekspresikan dan menyalurkan emosi dan ketakutan mereka. Emosi-emosi yang rumit seperti kesedihan, kemarahan, atau bahkan kebahagiaan terkadang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ketika emosi tersebut butuh untuk diekspresikan, membuat suatu karya seni dapat membantu memfasilitasi hal tersebut.
Berpikir inovatif
Kegiatan seni juga memiliki dampak pada peningkatan kemampuan berpikir inovatif dan pencapaian-pencapaian akademik.
Hidup berkesadaran penuh
Hidup berkesadaran penuh berarti menyadari pikiran dan perasaan yang dimiliki tanpa menghakiminya. Aspek kognitif dari seni dan kemampuan seseorang untuk memberikan fokus pada kegiatannya membuat aktivitas seni sebagai salah satu alat untuk hidup berkesadaran.
Masyarakat sering bingung membedakan antara art therapy dan kelas-kelas seni. Pembedanya adalah kelas seni bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau menghasilkan suatu karya seni tertentu, sedangkan art therapy lebih mengenai memahami proses dalam diri seseorang.
Terapi ini dapat dilakukan oleh art therapist yang bersertifikat. Kemudian, art therapy ini juga dapat dilakuakan di biro psikologi atau rumah sakit yang memiliki psikolog dengan pendekatan art therapy.
Rumah Sakit Awal Bros Panam merupakan salah satu opsi rumah sakit dengan layanan psikologis yang dapat anda tuju. Anda akan ditangani oleh psikolog secara profesional meliputi layanan asesmen, konseling, hingga psikoterapi.
Narasumber:
Falah Farras Sadikanugraha, M.Psi.Psi
Sumber gambar : Freepic
Semenjak mulai merebaknya covid-19 dan diberlakukannya berbagai macam aturan protokol kesehatan, kita membayangkan bagaimana kehidupan normal kita nanti setelah ini semua berakhir. Kita ingin untuk berkumpul bersama keluarga dan teman, pergi beribadah, berlibur ke berbagai tempat, dan masih banyak keinginan lainnya. Namun, ketika kita mulai dikenalkan dengan New Normal dan aturan-aturan sudah mulai dilonggarkan, kita dihadapkan dengan dilema: kita cemas atau khawatir untuk menjalani kembali rutinitas kita, tetapi kita juga excited untuk pergi keluar dan kembali seperti dulu.
Beberapa faktor yang menyebabkan perasaan cemas di masa new normal ini adalah perubahan dari masa isolasi di rumah dalam waktu yang cukup panjang, perasaan lelah secara emosional saat di rumah, perubahan pola tidur, dan memikirkan untuk kembali ke dunia luar yang tidak hanya untuk diri sendiri melainkan anggota keluarga yang lain juga. Bahkan setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan permasalahan kesehatan mental tetap ada, biasanya dipicu oleh pola hubungan keluarga yang kurang baik.
Rasa takut dan cemas dirasakan hampir sebagian besar orang. Dalam Psikologi, ketakutan atau kecemasan menjadi sebuah emosi antisipasi yang dipicu oleh situasi yang berisiko bagi keselamatan individu sehingga membantu individu mengidentifikasi hal yang mengancam tersebut dan diharapkan dapat meresponnya secara tepat. Oleh karena itu, sebenarnya emosi ini sangat wajar dialami oleh siapapun. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak orang yang tidak dapat memanajemen rasa cemas mereka sehingga berdampak negatif pada kualitas hidup orang tersebut.
Bagaimana kita mengetahui bahwa kecemasan kita sudah tidak wajar ?
Ada beberapa gejala yang umum terjadi saat kita merasa cemas
Komponen | Gejala |
Emosi/mood | Cemas, mudah tersinggung |
Kognisi/pikiran | Kekhawatiran berlebih |
Perilaku | Menghindari situasi yang ditakuti |
Memeriksa secara terus-menerus | |
Mencari kepastian | |
Gejala psikosomatik | Sesak di bagian dada |
Jantung berdebar-debar | |
Tremor | |
Jari-jari kesemutan | |
Rasa sakit dan nyeri | |
Kesulitan tidur | |
Sering ingin buang air kecil dan besar |
Beberapa masalah psikologis ditemukan ketika seseorang tidak dapat mengendalikan rasa cemas mereka diantaranya depresi, rasa lelah terus-menerus, penurunan keberhargaan diri, menarik diri, perasaan tidak berdaya, dan panik. Bahkan Penelitian menyebutkan bahwa cemas berlebihan dapat menurunkan sistem imun dan menyebabkan seseorang mudah terkena penyakit. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental kita sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik kita di masa New Normal.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengelola rasa cemas kita:
Rumah Sakit Awal Bros Panam memiliki layanan psikologis yang dapat anda tuju jika anda merasa kesulitan mengelola kecemasan anda atau masalah-masalah psikologis lainnya. Anda akan ditangani oleh psikolog secara profesional meliputi layanan asesmen, konseling hingga psikoterapi.
Narasumber:
Fitryanda Akpewila, M.Psi, Psi
Apa yang dimaksud dengan fanatisme ?
Fanatisme berasal dari kata ‘fanaticus’, yang dalam bahasa Latin berarti amarah atau gangguan jiwa. Hal ini dapat mencerminkan amarah seseorang dengan fanatisme yang tidak setuju dengan pendapat orang lain yang tidak sejalan dengannya atau juga dapat merefleksikan suatu gangguan kejiwaan. Fanatisme dapat menurunkan kemampuan seseorang untuk berpikir logis dan rasional.
Kenapa fanatisme dapat terjadi ?
Fanatisme terjadi akibat adanya hal yang diyakini secara berlebihan. Ketika fanatisme sudah memberikan dampak buruk bagi diri orang tersebut dan mengganggu orang sekitarnya, maka hal tersebut sudah dapat dikategorikan sebagai gangguan psikologis.
Ketika sudah meyakini secara ekstrem suatu hal sebagai sesuatu yang benar, seseorang cenderung mengabaikan informasi yang kontradiktif dengan keyakinannya dan mereka tidak mampu untuk melihat sudut pandang lain.
Gejala pengidap fanatisme ?
Apakah fanatisme merupakan gangguan kejiwaan ?
Faktanya, kondisi fanatisme bisa membuat seseorang menjadi obsesi pada seseorang. Ada beberapa jenis gangguan kejiwaan yang bisa dikategorikan untuk kondisi fanatisme.
Seseorang yang mengalami kondisi fanatisme bisa mengalami gangguan disosiatif. Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengalami gangguan parah pada identitas, ingatan, serta kesadaran diri sendiri dan lingkungannya. Kondisi seperti ini dikenal sebagai kepribadian ganda.
Selain itu, kondisi fanatisme bisa dikategorikan sebagai celebrity worship syndrome. Kondisi ini merupakan individu menjadi terobsesi kepada seseorang. Pengidapnya tidak akan rela idolanya memiliki pencitraan yang buruk atau dihina oleh orang lain.
Bagaimana membantu orang dengan fanatisme ?
Narasumber:
dr. Ade Saputra Mulyapranata, Sp.KJ
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RS Awal Bros A.Yani
Sumber gambar : Freepic
Jantung merupakan organ vital yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen, nutrisi serta metabolisme sel. Dalam menjalani fungsinya, otot-otot jantung berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian dengan irama yang teratur. Otot jantung juga membutuhkan nutrisi dan oksigen yang dibawa oleh darah.
Pembuluh darah koroner merupakan pembuluh darah yang menopang kebutuhan otot jantung. Pembuluh darah koroner berjalan dipermukaan jantung, kemudian bercabang-cabang memberikan aliran darah sampai ke lapisan dalam otot jantung. Pada umumnya, pembuluh darah koroner terdiri dari 3 bagian utama, yaitu 1 sistem pembuluh darah koroner kanan dan 2 sistem pembuluh darah koroner kiri.
Pembuluh darah koroner dapat mengalami penyempitan atau penyumbatan sehingga aliran darah ke otot jantung menjadi tidak lancar. Gangguan pembuluh darah koroner ini disebut penyakit jantung koroner (PJK).
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) di seluruh dunia, baik di negara berkembang maupun negara maju. Penyakit jantung koroner menjadi penyebab utama pada lebih dari 1/3 kematian pada individu berusia di atas 35 tahun. Umumnya penyakit jantung koroner dimiliki oleh pasien usia lanjut, namun penelitian menunjukan bahwa terdapat 2 % – 6 % penyakit jantung coroner terjadi pada usia muda (usia < 45 tahun).
Sebagian besar keluhan yang dirasakan berupa nyeri dada yang khas (angina) yaitu rasa tertekan/berat dada yang menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, bahu atau ke daerah perut bagian atas. Selain itu terdapat gejala lain yang dapat menyertai, yaitu keringat dingin, mual/muntah, nyeri perut, sesak nafas, atau sampai pingsan. Hal ini dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau timbul pada aktivitas ringan sampai berat. Namun, PJK tidak selalu memiliki gejala yang khas, atau ada juga yang tidak bergejala dan diketahui saat cek kesehatan rutin.
Jika terdapat penyempitan bermakna, yaitu terdapat penyempitan lebih dari 50% lumen pembuluh darah, maka harus dilakukan intervensi. Berberapa tindakan intervensi yang dapat diambil berupa tindakan kateterisasi dengan atau tanpa pemasangan stent atau yang biasa disebut ring/cincin di dalam pembuluh darah koroner agar aliran yang tertutup/penyempitan terbuka kembali. Tindakan kateterisasi tersebut dilakukan oleh dokter spesialis jantung intervensi.
Tindakan operasi bedah pintas arteri koroner menjadi pilihan utama bila penyumbatan atau penyempitan tidak dapat ditangani dengan tindakan intervensi. Beberapa keadaan tersebut diantaranya terdapat penyumbatan total, penyempitan pada cabang utama kiri, lesi yang panjang, serta penyumbatan di tiga pembuluh darah koroner, dan kondisi-kondisi khusus lainnya.
Tindakan bedah pintas arteri koroner (coronary artery bypass graft surgery, CABG) dilakukan oleh dokter spesialis bedah jantung (Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular, BTKV). Tujuan operasi bypass adalah memberikan aliran darah ke otot jantung melalui pembuluh darah baru (graft) yang diambil dari bagian tubuh lain. Ibarat seperti jalan yang macet, terputus atau buntu, maka dibuat jembatan layang baru melewati daerah yang macet agar dapat sampai ke daerah tujuan.
Operasi ini dilakukan dengan pembiusan total, dan dipantau keadaaan pasien setiap detiknya dengan menggunakan monitoring invasive. Tahapan operasi tersebut meliputi pembukaan dinding dada untuk mencapai organ jantung, kemudian pembuluh darah yang baru sebagai graft diambil (biasanya pembuluh darah di tungkai, dinding dada, dan lengan).
Selanjutnya masuk ke tindakan utama yaitu membuat bypass graft ke target pembuluh darah yang mengalami penyempitan. Operasi dapat dilakukan dalam keadaan jantung berhenti, namun darah tetap beredar ke seluruh tubuh melalui mesin jantung paru (cardiopulmonary bypass, CPB).
Setelah selesai tindakan pemasangan graft, jantung kembali berdenyut dan mesin jantung paru dilepaskan, dinding dada kembali ditutup. Selesai operasi, pasien dipantau di ICU dan bila kondisi stabil, dipindahkan ke ruangan biasa hingga dapat dipulangkan rawat jalan dengan total perawatan 5-7 hari.
Tindakan operasi ini didukung penuh oleh tim dokter yang lengkap. Mulai dari persiapan operasi sampai pasca operasi, pasien ditangani oleh beberapa spesialis yaitu, dokter BTKV, anestesi, jantung, penyakit dalam, paru, rehab-medik, gizi, THT, gigi, dan spesialisasi lain terkait kondisi yang dibutuhkan pasien.
Saat tindakan operasi terdapat tim khusus kamar operasi bedah jantung, terdiri dari dokter BTKV, dokter anestesi konsultan kardiovaskular, perawat khusus bedah jantung, penata anestesi khusus bedah jantung, dokter dan perawat perfusi yang menjalankan mesin jantung paru (perfusionist), dan tim penunjang lainnya.
Hal yang patut kita syukuri adalah kota Pekanbaru memiliki 3 pusat jantung yang dapat melayani sampai tindakan operasi bedah jantung, dimana provinsi lain bahkan belum mempunyai pusat jantung. Tentu pelayanan ini tidak kurang standarnya jika dibandingkan dengan kota-kota besar di Indonesia lainnya, di luar negeri, atau di manapun sehingga masyarakat Pekanbaru dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
Akses pelayanan bedah jantung ini diharapkan dapat melayani masyarakat yang membutuhkan khususnya di daerah Riau dan sekitarnya terutama di era pandemi ini. “Pusat pelayanan bedah jantung, dari Riau untuk Indonesia.”
Narasumber :
dr. Kelly Christy, Sp-BTKV
Dokter Spesialis Bedah Thorax Kardiovascular
Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan dari manusia ke manusia dengan perantaraan gigitan nyamuk. Pada umumnya, gejala yang muncul dimulai empat sampai enam hari setelah infeksi dan berlangsung hingga 10 hari.
Terkadang gejala awalnya ringan dan dapat disalahartikan sebagai flu atau infeksi virus lainnya. Anak-anak yang lebih muda dan orang-orang yang belum pernah terinfeksi sebelumnya cenderung memiliki kasus yang lebih ringan daripada orang yang lebih tua dan orang dewasa.
Menurut dokter umum RS Awal Bros Batam dr. Imelda Wijaya, MARS, mengatakan bahwa untuk demam berdarah keluhan yang kerap muncul di awal yaitu demam selama dua sampai tujuh hari. Lalu, ada nyeri pada tubuh seperti kepala dan mual sampai muntah.
“Dengue disebabkan oleh Virus Dengue Serotipe 1,2,3, dan 4, orang bisa terinfeksi lebih dari sekali seumur hidup oleh serotipe yang berbeda dan biasanya infeksi ulang dapat menyebabkan gejala yang berat. Penyakit ini ditularkan dari manusia ke manusia lain dengan perantara nyamuk Aedes aegypti spesies,” ucapnya.
Beliau menjelaskan, “Misalnya nyamuk tersebut telah menggigit orang yang telah terinfeksi demam berdarah, lalu menggigit orang yang lain, maka orang tersebut dapat terkena infeksi yang sama.”
Untuk masa inkubasi sendiri bisa memakan waktu kurang lebih satu minggu. Jika seseorang telah terinfeksi, sampai saat ini belum ada terapi spesifik untuk demam berdarah.
Ia menambahkan, untuk gejala klinis lain yang dapat terjadi antara lain sakit kepala hebat, nyeri di belakang bola mata, sendi dan otot ngilu-ngilu, rash di kulit, pendarahan dari yang ringan hanya bintik-bintik di kulit, mimisan, gusi berdarah, BAK berdarah, sampai syok.
“Yang perlu diperhatikan untuk demamnya, obat turun panas yang aman dan boleh diberikan adalah parasetamol sebagai pertolongan pertama, jadi tidak boleh jenis yang lain seperi aspirin atau ibuprofen karena dapat memicu pendarahan,” jelasnya.
Kemudian pasien dianjurkan minum yang banyak. Sebab bisa membantu menurunkan demamnya, juga sekaligus mencegah kekurangan cairan, pasalnya pada demam berdarah bisa terjadi dehidrasi sampai syok.
“Cairan dapat merembes keluar dari pembuluh darah, pada fase kritikal saat demam mulai hilang,” katanya.
Satu dari empat pasien mengalami keluhan ringan-sedang, tidak spesifik, hanya demam akut, sedangkan gejala berat dapat terjadi pada satu dari 20 pasien yang terinfeksi, bisa sampai syok bahkan meninggal, disebabkan karena kebocoran yang terjadi di pembuluh darah.
Dari uji laboratorium didapatkan sel darah putih menurun, hematokrit meningkat, trombosit menurun, Dengue NS I positif, Anti Dengue Ig M positif
“Bila pasien dengan keluhan di atas dirujuk ke Rumah Sakit, maka tindakan yang dilakukan adalah memastikan bahwa itu disebabkan oleh DBD atau bukan. Kalau pemeriksaan fisik sudah mengarah ke DBD, kemungkinan besar akan dirawat inap dan nantinya akan diberikan obat-obatan untuk mengurangi gejala dan cairan untuk meminimalisasi kemungkinan dehidrasi dan mencegah syok,” sebutnya.
Tanda yang harus diwaspadai pada masa kritis yang terjadi terutama pada 24-48 jam pasca demam turun adalah bila ada mual muntah lebih dari tiga kali sehari, nyeri perut hebat, pendarahan mukosa, mimisan, gusi berdarah, BAB hitam, BAK kemerahan, merasa lelah, lemas, gelisah, maka pasien harus segera kontrol ke Rumah Sakit.
“DBD bisa saja menyerang segala usia, contoh kasus terjadi pada bayi dan balita,” katanya.
Gejala yang harus diwaspadai pada bayi bila ada demam atau suhu tubuh turun kurang dari 36’C, disertai rewel, tidak mau tidur, lemas, rash, pendarahan gusi, mimisan, memar tanpa sebab jelas, muntah berulang, ada tanda dehidrasi seperti mata dan ubun-ubun cekung, elastisitas kulit berkurang, BAK sedikit satu dan dua kali sehari saja menangis tanpa/sedikit air mata, lidah, bibir kering.
Narasumber:
dr. Imelda Wijaya, MARS
Dokter Umum RS Awal Bros Batam
Sumber gambar : Freepic
Copyright ©2024 - PT. Perdana Utama Mandiri. All right reserved