Selama ini banyak orang berpikir bahwa stroke hanya menyerang orang lanjut usia. Padahal faktanya, kini semakin banyak anak muda yang mengalami stroke, bahkan di usia 20–30 tahun. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk, atau sekitar 2,9 juta kasus setiap tahun. Lebih mencengangkan lagi, sebagian di antaranya terjadi pada usia di bawah 45 tahun.
Apa Itu Stroke dan Mengapa Bisa Terjadi di Usia Muda?
Stroke adalah gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak tersebut bisa lumpuh, sulit bicara, bahkan kehilangan kesadaran.
Ada dua jenis stroke yang paling umum:
Stroke iskemik : disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah otak (sekitar 80% kasus).
Stroke hemoragik : terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan perdarahan.
Di usia muda, stroke umumnya dipicu oleh gaya hidup tidak sehat, stres tinggi, dan kurangnya kesadaran untuk menjaga kesehatan jantung serta pembuluh darah.
Gaya Hidup Anak Muda Sekarang Jadi Pemicu Stroke
Gaya hidup serba cepat dan instan membuat banyak anak muda jarang bergerak dan tidak memperhatikan pola makan. Duduk lama di depan laptop, begadang, minum kopi berlebihan, jarang olahraga, dan sering mengonsumsi makanan cepat saji menjadi kombinasi berbahaya.
Sebuah studi di Indonesia (RSU Imelda Medan) menemukan bahwa kebiasaan makan tidak sehat (89,1%), hipertensi (84,3%), obesitas (83%), merokok (67,6%), dan kurang aktivitas fisik (30%) adalah faktor dominan penyebab stroke pada usia muda.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa merokok dan konsumsi alkohol secara signifikan meningkatkan risiko stroke. Nikotin dan alkohol dapat merusak pembuluh darah dan mempercepat terbentuknya plak, yang akhirnya menyumbat aliran darah ke otak.
Bukan hanya itu, stres kronis dan kurang tidur juga terbukti memicu tekanan darah tinggi dan gangguan jantung. Tanpa disadari, semua faktor ini bisa mempercepat terjadinya stroke bahkan di usia 20-an.
Gejala Stroke yang Sering Dianggap Sepele
Banyak orang, terutama anak muda, tidak sadar sedang mengalami gejala awal stroke karena tanda-tandanya tampak “biasa saja.” Berikut beberapa gejala yang sering diabaikan:
Kesemutan atau mati rasa pada wajah, tangan, atau kaki (biasanya hanya di satu sisi tubuh).
Pusing hebat secara tiba-tiba, tanpa sebab yang jelas.
Penglihatan kabur atau ganda, meskipun hanya berlangsung beberapa menit.
Sulit berbicara atau kata-kata terdengar cadel/pelo.
Mulut terasa berat atau miring saat tersenyum.
Sulit menjaga keseimbangan, berjalan terasa oleng atau limbung.
Sakit kepala hebat yang datang mendadak, terutama jika belum pernah terjadi sebelumnya.
Penurunan kesadaran secara tiba-tiba — merasa sangat mengantuk, atau bahkan pingsan.
Jika gejala-gejala ini muncul, jangan tunggu lama! Gunakan metode FAST untuk mengenali stroke:
F – Face: Wajah tampak mencong saat tersenyum.
A – Arm: Salah satu tangan sulit diangkat.
S – Speech: Bicara cadel atau tidak jelas.
T – Time: Segera bawa ke rumah sakit terdekat.
Waktu adalah segalanya — pasien yang mendapat penanganan dalam 4,5 jam pertama (golden period) memiliki peluang besar untuk pulih tanpa cacat.
Penelitian Membuktikan: Stroke pada Usia Muda Terus Meningkat
Sebuah analisis global dari Global Burden of Disease Study 2021 mencatat bahwa secara global terdapat 1,7 juta kasus stroke baru di usia muda, dengan lebih dari 20 juta orang hidup dengan riwayat stroke.
Penelitian lain menyebutkan bahwa stroke pada usia muda mencakup 10–15% dari seluruh kasus stroke.
Artinya, setiap orang muda dengan gaya hidup tidak sehat berisiko besar terkena stroke, bahkan jika terlihat bugar secara fisik.
Peran RS Awal Bros dalam Penanganan Stroke
RS Awal Bros melalui layanan Stroke Center berkomitmen memberikan penanganan cepat, tepat, dan komprehensif bagi pasien stroke dari berbagai usia.
Rumah sakit ini memiliki sistem Code Stroke, yaitu sistem respon cepat agar pasien bisa segera ditangani sejak tiba di IGD.
Dilengkapi dengan teknologi modern seperti CT Scan, MRI, dan DSA (Digital Subtraction Angiography), RS Awal Bros juga menyediakan terapi trombolisis (obat penghancur bekuan darah) dan trombektomi (kateterisasi untuk mengeluarkan sumbatan di otak).
Pasien pasca-stroke pun mendapatkan perawatan lanjutan seperti fisioterapi, terapi wicara, terapi menelan, dan terapi kognitif di Klinik Memori.
Pentingnya Deteksi Dini Stroke
Deteksi dini stroke bukan hanya penting untuk orang tua, tetapi juga krusial bagi anak muda yang hidup dengan ritme tinggi dan stres besar. Stroke tidak terjadi tiba-tiba, tubuh sebenarnya sudah memberi sinyal jauh sebelum serangan datang.
Melalui pemeriksaan kesehatan rutin, seperti cek tekanan darah, kolesterol, gula darah, dan pemeriksaan pembuluh darah otak (CT Scan atau MRI), risiko stroke bisa dideteksi lebih awal.
Semakin cepat faktor risikonya diketahui, semakin besar peluang mencegah kerusakan otak permanen. Bahkan perubahan kecil seperti mengontrol tekanan darah atau berhenti merokok bisa mengurangi risiko stroke hingga 80% menurut studi dari American Heart Association.
Deteksi dini juga penting bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga stroke, karena risiko genetik dapat meningkat dua kali lipat. Jadi, jangan tunggu sampai gejala muncul — kenali risikonya dan lakukan pemeriksaan berkala.
Cegah Stroke Sejak Dini, Mulai dari Sekarang
Kabar baiknya, stroke bisa dicegah! Coba ubah gaya hidup dengan langkah kecil tapi konsisten:
Olahraga minimal 30 menit setiap hari.
Berhenti merokok dan batasi alkohol.
Konsumsi makanan tinggi serat, rendah garam dan lemak.
Tidur cukup 7–8 jam setiap malam.
Kendalikan stres dan rutin cek tekanan darah serta kadar gula.
Ingat, stroke tidak mengenal usia.
Menjaga gaya hidup sehat sejak muda adalah investasi untuk masa depan tanpa penyakit kronis.
Untuk informasi dan layanan konsultasi dengan dokter spesialis saraf, hubungi Call Center RS Awal Bros di 1500 088 atau kunjungi www.awalbros.com
Cepat tanggap, kenali gejala, dan cegah stroke sejak sekarang, karena otak sehat adalah masa depanmu.
Artikel oleh : dr. Engga Demrtha, M.H(Kes)