advertisement

Kenali Tanda Anemia Defisiensi Besi Pada Anak

img detail news

Apa itu Anemia?
Anemia adalah kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika kadar Hb turun terlalu rendah, tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga anak terlihat pucat, mudah lelah, dan lemas.

Apa itu Anemia Defisiensi Besi?
Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling sering terjadi, terutama pada anak-anak. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi. Zat besi sangat penting karena menjadi bahan utama pembentuk hemoglobin. Jika cadangan zat besi menurun, tubuh tidak bisa membentuk sel darah merah dengan baik, sehingga kadar hemoglobin pun ikut turun.

Mengapa Zat Besi Penting untuk Otak Anak?
Selain berperan dalam pembentukan darah, zat besi juga sangat penting untuk perkembangan otak. Zat besi berfungsi membantu metabolisme energi, pembentukan DNA, serta mendukung kerja zat kimia otak (neurotransmitter) seperti dopamin, serotonin, dan GABA. Kekurangan zat besi sejak bayi dapat menyebabkan gangguan motorik, kesulitan belajar, hingga masalah perkembangan mental ketika dewasa.

Tahapan Anemia Defisiensi Besi
Kekurangan zat besi biasanya berlangsung secara bertahap:

  1. Tahap awal: Cadangan zat besi menurun, tapi hemoglobin masih normal.

  2. Tahap menengah: Pasokan zat besi untuk membentuk sel darah merah mulai berkurang.

  3. Tahap lanjut: Hemoglobin turun, sel darah merah menjadi kecil (mikrositik) dan pucat (hipokromik). Pada tahap ini anak biasanya sudah mengalami gejala jelas seperti pucat, cepat lelah, dan mudah sakit.

Gejala Anemia Defisiensi Besi pada Anak

  • Wajah pucat dan lemah

  • Mudah lelah dan sulit berkonsentrasi

  • Nafsu makan menurun

  • Mudah sakit karena daya tahan tubuh lemah

  • Pada kasus berat dapat muncul perdarahan, jantung berdebar, hingga sesak napas

Penyebab Anemia Defisiensi Besi

  • Asupan makanan rendah zat besi (misalnya jarang makan daging, ikan, atau sayuran hijau)

  • Penyerapan zat besi yang kurang baik

  • Kebutuhan zat besi yang meningkat (misalnya pada masa pertumbuhan)

  • Kehilangan darah (misalnya perdarahan saluran cerna atau menstruasi pada remaja putri)

Bagaimana Mendiagnosis Anemia Defisiensi Besi?
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah untuk melihat kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah, kadar ferritin (cadangan zat besi), serta bentuk sel darah merah.

Pengobatan dan Pencegahan

  • Pemberian suplemen zat besi: Biasanya dalam bentuk tablet atau sirup ferrous sulfat, fumarat, atau glukonat.

  • Durasi pengobatan: 10–12 minggu, sampai cadangan zat besi pulih.

  • Makanan tinggi zat besi:

    • Hewani: daging merah, hati, ayam, ikan.

    • Nabati: sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian.

  • Makanan pendukung: Vitamin C dari buah jeruk, tomat, atau kentang dapat membantu penyerapan zat besi.

  • Hindari penghambat penyerapan: Teh, kopi, atau makanan tinggi fosfat bisa mengurangi penyerapan zat besi.

  • Transfusi darah: Dilakukan hanya pada anemia berat dengan gejala serius seperti jantung berdebar hebat atau sesak napas.

Pesan untuk Orang Tua:
Jika anak terlihat pucat, mudah lelah, sulit fokus belajar, atau sering sakit, segera periksakan ke dokter. Anemia defisiensi besi bisa dicegah dengan pola makan sehat dan dideteksi lebih awal melalui pemeriksaan darah sederhana. Kunjungi RS Awal Bros terdekat. Informasi jadwal praktik dokter dan pendaftaran berobat dapat mengunjungi website www.awalbros.com, Aplikasi Halo Awal Bros atau menghubungi call center 1500088

Artikel oleh : dr. Dia Trisusanti, M.Ked Sp.A (Dokter Spesialis Anak RS Awal Bros Ujung Batu)

Bagikan

Pusat Janji Temu

RS Awal Bros

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22:00 WIB Layanan Booking Mandiri Bisa Kapanpun dan Dari Manapun via Website dan Aplikasi

Reservasi Sekarang