Setiap tanggal 1 Oktober, dunia memperingati Hari Lansia Internasional atau International Day of Older Persons. Peringatan ini menjadi momentum penting untuk mengingatkan kita semua tentang peran besar para lansia dalam keluarga, masyarakat, dan pembangunan bangsa. Di tahun 2025, tema global Hari Lansia Internasional mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli terhadap kualitas hidup generasi emas ini.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah lansia di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2025, diperkirakan jumlah lansia mencapai lebih dari 30 juta jiwa atau sekitar 11% dari total populasi. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia tengah menuju era masyarakat menua (aging population). Kondisi ini perlu diantisipasi dengan layanan kesehatan yang baik, dukungan keluarga, serta kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan lansia.
Tantangan Kesehatan Lansia di Musim Pancaroba
Saat ini Indonesia masuk ke dalam musim pancaroba atau masa peralihan musim yang ditandai dengan perubahan cuaca yang tidak menentu, seperti hujan yang datang tiba-tiba, udara panas, hingga angin kencang. Kondisi ini dapat memengaruhi daya tahan tubuh, terutama pada lansia yang sistem imunnya sudah menurun. Karena itu, menjaga kesehatan lansia di musim pancaroba menjadi hal yang sangat penting agar mereka tetap bugar dan terhindar dari penyakit
Seiring bertambahnya usia, tubuh lansia mengalami penurunan fungsi organ dan daya tahan tubuh. Hal ini membuat mereka lebih rentan terkena penyakit, seperti flu, batuk, infeksi saluran pernapasan, hingga pneumonia. Perubahan suhu ekstrem juga dapat memicu kambuhnya penyakit kronis seperti asma, hipertensi, atau penyakit jantung.
Influenza dan Pneumonia pada Lansia
Influenza (flu) dan pneumonia adalah dua penyakit yang sering menyerang saluran pernapasan dan bisa sangat berbahaya, terutama bagi lanjut usia (lansia). Flu yang awalnya terlihat seperti penyakit ringan bisa berkembang menjadi masalah serius, misalnya menyebabkan pneumonia, sesak napas, bahkan memperparah penyakit jantung atau paru yang sudah ada. Pneumonia sendiri adalah infeksi paru-paru yang membuat kantung udara terisi cairan atau nanah, sehingga penderitanya mengalami demam, batuk, dan sesak napas.
Mengapa lansia lebih berisiko? Seiring bertambahnya usia, daya tahan tubuh menurun, organ tubuh mengalami perubahan, dan sering kali ada penyakit lain seperti diabetes, penyakit jantung, atau paru-paru kronis. Kondisi ini membuat lansia lebih mudah terkena infeksi dan sulit sembuh bila sakit.
Data dunia menunjukkan influenza menyebabkan 290.000–650.000 kematian setiap tahun, dengan sebagian besar pada kelompok lansia. Pneumonia juga masih menjadi salah satu penyebab utama kematian lansia, terutama di negara berkembang. Di Indonesia, flu diperkirakan menewaskan 2.000–4.000 orang setiap tahun, sedangkan pneumonia mencatatkan 857 ribu kasus pada 2024, dengan lebih dari 43 ribu kematian pada 2017, dan sekitar 66% penderitanya adalah usia di atas 50 tahun.
Tingginya angka ini diperparah oleh beberapa faktor, seperti menurunnya imunitas lansia, adanya penyakit kronis, paparan polusi, serta masih rendahnya kesadaran dan cakupan vaksinasi influenza maupun pneumonia. Dampaknya bukan hanya kesehatan lansia, tetapi juga menambah beban ekonomi keluarga dan sistem kesehatan.
Cara Menjaga Kesehatan Lansia
Agar lansia tetap sehat dan nyaman menjalani aktivitas sehari-hari, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain:
Konsumsi makanan bergizi seimbang
Lansia sebaiknya rutin mengonsumsi sayur, buah, protein, dan cukup cairan untuk menjaga daya tahan tubuh. Makanan hangat juga dapat membantu tubuh beradaptasi dengan perubahan suhu.Gunakan pakaian sesuai cuaca
Jika udara dingin, gunakan pakaian yang lebih tebal untuk menghangatkan tubuh. Sebaliknya, saat udara panas, pilih pakaian longgar dan nyaman agar tidak mudah dehidrasi.Cukup istirahat dan tidur berkualitas
Tidur yang cukup akan membantu sistem imun bekerja lebih baik, sehingga tubuh lebih tahan terhadap serangan penyakit.Olahraga ringan secara rutin
Aktivitas fisik seperti jalan santai, yoga, atau senam lansia membantu menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan sistem kekebalan.Hindari perubahan suhu ekstrem
Usahakan tidak langsung berpindah dari ruangan ber-AC ke udara panas atau sebaliknya. Perubahan mendadak bisa memicu stres pada tubuh dan menurunkan imun.Perhatikan kebersihan diri dan lingkungan
Rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan rumah, dan memastikan ventilasi udara baik akan mengurangi risiko infeksi.Kontrol rutin ke dokter
Lansia dengan penyakit kronis sebaiknya tetap melakukan pemeriksaan berkala agar kondisi kesehatannya terpantau dengan baik.Vaksinasi
Lansia lebih rentan terkena penyakit infeksi seperti influenza dan pneumonia. Kedua penyakit ini bisa berbahaya, bahkan menyebabkan rawat inap dan kematian bila tidak dicegah. Karena itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menganjurkan vaksinasi rutin bagi orang lanjut usia.
Pentingnya Vaksinasi untuk Lansia
Vaksin influenza sebaiknya diberikan setiap tahun, karena virus flu mudah berubah-ubah. Sementara itu, untuk pencegahan pneumonia, lansia dianjurkan mendapat vaksin pneumokokus (PCV13/PCV15 dan PPSV23). Vaksin ini cukup diberikan sekali seumur hidup, meskipun pada kondisi tertentu bisa diulang sesuai anjuran dokter.
Meskipun daya tahan tubuh lansia sudah menurun, vaksin tetap bermanfaat untuk melindungi dari infeksi atau memperingan gejalanya. Dengan vaksinasi, risiko komplikasi berat bisa ditekan, sehingga kualitas hidup lansia tetap terjaga
Musim pancaroba memang sering membawa tantangan kesehatan, terutama bagi lansia. Dengan menjaga pola makan, istirahat, olahraga, serta kebersihan diri dan lingkungan, lansia dapat tetap sehat dan beraktivitas dengan nyaman. Peran keluarga dalam mendampingi serta memberikan perhatian ekstra juga sangat penting agar lansia merasa aman dan terlindungi di tengah perubahan cuaca yang tidak menentu.
Artikel oleh : : dr. Poerniati Koes Andrijani, Sp.PD, FINASIM (Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru)