Mengurangi atau bahkan berhenti ngemil makanan dan minuman manis merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan, terutama untuk mencegah Diabetes Mellitus (DM). Di Indonesia, kondisi ini menjadi semakin mengkhawatirkan, dengan prevalensi diabetes pada orang dewasa mencapai sekitar 11,3% atau setara dengan ± 20,4 juta orang. Lebih mengagetkan lagi, diabetes tidak lagi hanya “penyakit orang tua”; semakin banyak kasus yang terjadi pada usia muda akibat pola hidup modern yang cenderung kurang aktif dan konsumsi makanan tinggi gula.
.
Pola ngemil yang sering melibatkan makanan dan minuman tinggi gula seperti minuman siap saji, kopi atau teh manis, kue‑manis, serta camilan instan, berkontribusi besar terhadap lonjakan kadar gula darah secara berulang. Kondisi ini dapat memicu resistensi insulin, yang merupakan mekanisme utama terjadinya DM tipe 2. Hal ini semakin diperparah pada usia produktif, ketika aktivitas fisik sering terbatas oleh rutinitas kerja atau studi, sehingga pola makan tidak teratur dan konsumsi camilan “praktis tapi tinggi gula” menjadi kebiasaan sehari-hari.
.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengganti kebiasaan ngemil manis dengan pilihan yang lebih sehat, menetapkan jadwal makan yang teratur, dan meningkatkan aktivitas fisik. Dengan demikian, keinginan ngemil gula dapat dikendalikan dan kadar gula darah tetap stabil, sebuah langkah proaktif yang sangat relevan di tengah tingginya angka diabetes di Indonesia dan meningkatnya kasus pada generasi muda.
.
Beberapa tips praktis untuk mengurangi keinginan ngemil makanan dan minuman manis antara lain: konsumsi makanan bergizi dan seimbang dengan karbohidrat kompleks, protein, serat, dan lemak sehat; minum air putih secukupnya untuk mencegah dehidrasi yang sering disalahartikan sebagai lapar; mengganti camilan manis dengan buah segar, yoghurt tanpa gula, atau kacang-kacangan; membatasi akses ke makanan manis di rumah atau tempat kerja; menetapkan rutinitas makan tepat waktu; memperhatikan pemicu emosional seperti stres atau kebosanan; serta menggunakan teknik mengalihkan perhatian, misalnya berjalan sebentar atau mengunyah permen karet tanpa gula.
.
Selain itu, sangat dianjurkan untuk memeriksakan gula darah secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan diabetes, obesitas, hipertensi, gaya hidup sedentari, atau pola makan tinggi gula dan lemak. Pemeriksaan ini penting untuk deteksi dini, sehingga intervensi gaya hidup sehat dapat segera dilakukan sebelum komplikasi diabetes muncul.